Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia merasa geram bahwa harga BBM Avtur RI disebut paling mahal se-Asia Tenggara. Anggapan harga avtur mahal ini dikatakan oleh Bos AirAsia Tony Fernandes.
Menurut dia, pernyataan harga avtur RI paling mahal itu tidak berdasarkan fakta yang ada.
"Nggak benar kalau dianggap bahwa harga avtur kita yang paling mahal di Asia, gak lah, gak benar itu," kata dia kepada jurnalis di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Kendati begitu, Bahlil tetap akan mengecek ke Pertamina untuk mencari tahu, kenapa ada maskapai yang mengeluh soal avtur.
Baca Juga: Jangan Berasumsi, Bahlil Sebut Pembatasan BBM Subsidi Prosesnya Masih Panjang
"Saya akan cek di Pertamina, tapi setahu saya Pertamina sudah memberikan penjelasan kan," jelas dia.
Seperti dilansir Antara, CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia Tony Fernandes mengungkapkan, terdapat beberapa kendala yang dialami maskapai sehingga kesulitan menghadirkan tiket penerbangan domestik yang terjangkau di Indonesia, salah satunya mahalnya harga avtur yang 28 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
“Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28 persen,” ujar Tony.
Ia juga mengungkapkan adanya pajak ganda yang dikenakan pada penerbangan domestik, yakni pajak dikenakan pada bahan bakar pesawat maupun pada harga tiket penumpang.
Pihaknya juga mengusulkan adanya penghapusan bea masuk untuk suku cadang pesawat sehingga diharapkan dapat secara signifikan menurunkan struktur biaya operasional maskapai.
Baca Juga: Kabinet Gemuk Prabowo, Bahlil: Yah Nggak Apa-apa!
Tony juga mengusulkan kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan tarif batas atas tiket penerbangan domestik.
Menurutnya, peninjauan batas ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi maskapai dalam menetapkan harga berdasarkan permintaan dan biaya operasional yang dinamis, sekaligus mendorong persaingan yang sehat di industri penerbangan.