Teknologi Mitigasi Bencana RI Naik Kelas, Bisa Ekspor ke Luar Negeri

Kamis, 12 September 2024 | 11:40 WIB
Teknologi Mitigasi Bencana RI Naik Kelas, Bisa Ekspor ke Luar Negeri
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (Adexco) dan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR) ke-2 di JIEXPO, Jakarta resmi digelar pada Kamis (11/9/2024). Pameran yang digelar sampai Minggu (14/9/2024) itu menghadirkan inovasi teknologi bidang mitigasi bencana unggulan yang dikembangkan oleh anak bangsa.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan produk teknologi yang dikembangkan secara lokal ini bisa naik kelas, sehingga bisa merambah pasar internasional melalui pameran Adexco 2024.

"Pameran tersebut menciptakan teknologi lokal kita yang kuat hingga mampu dipasarkan ke dunia," kata Suharyanto seusai membuka pameran bertaraf internasional itu. Letjen TNI Suharyanto itu menyampaikan ajang ini merupakan panggung berbagai inovasi, teknologi, dan solusi di bidang kebencanaan.

“Pameran teknologi ini untuk saling berbagi informasi dan praktik baik di kawasan,” tuturnya.

Baca Juga: Ancaman Penipuan Berbasis AI Semakin Meningkat, Ini 4 Tipe Penipuan Digital

Dia menambahkan Adexco merupakan tidak hanya mampu merespons saat terjadi bencana, tetapi juga berorientasi pada mitigasi risiko dan kesiapsiagaan. Suharyanto mengatakan penyelenggaraan dua kegiatan ini menandai komitmen bersama terhadap resiliensi berkelanjutan dan penguatan strategi pengurangan risiko bencana di kawasan.

Pada konteks Indonesia, resiliensi berkelanjutan ini sangat penting mengingat situasi Indonesia sangat rawan terhadap bencana.

BNPB mencatat 5.400 kejadian bencana. Dari jumlah tersebut, 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Angka itu naik 52% dari tahun sebelumnya. Dia menggarisbawahi perubahan iklim, urbanisasi, dan tata guna lahan berkontribusi dalam frekuensi bencana, meskipun dari jumlah korban dan kerusakan infrastruktur menunjukkan tren penurunan.

BNPB berharap dengan penyelenggaraan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk penguatan resiliensi berkelanjutan. Ini merupakan upaya membangun sistem yang kuat.

“Sistem yang tidak hanya mampu merespons saat terjadi bencana tetapi juga berorientasi pada mitigasi risiko dan kesiapsiagaan,” tambahnya.

Baca Juga: Ikuti Titah Jokowi, Aturan Ekspor Kratom Resmi Terbit

Suharyanto menyampaikan harapannya kerja sama antar-negara dapat membangun kawasan yang lebih tangguh, tidak hanya siap menghadapi bencana, tetapi juga mampu bangkit lebih kuat setelahnya.

“Mari kita mulai dari sekarang karena masa depan dunia ada di tangan kita semua,” pesan Suharyanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI