Suara.com - Senior Market Chartist Mirae Asset, Nafan Aji Gusta menilai aksi master restructuring agreement (MRA) PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan 21 bank senilai Rp26,3 triliun membuka peluang untuk pencabutan status supensi saham perseroan.
Menurutnya rencana pelunasan utang ke kreditur tersebut membawa angin segar dan sentiment positif ke saham perseroan, dengan peluang pencabutan suspensi yang kini kian terbuka.
"Restrukturisasi utang ke suatu bank, yang tentunya harus tuntas, akan berdampak positif (ke saham). Sebab kalau itu belum tuntas, (gembok) suspensi (saham) belum akan terbuka," ujar Nafan saat dihubungi, Minggu (8/9/2024).
Ditambahkan, semestinya Langkah ini (MRA) juga bisa memberikan harapan ke investor, mengingat sudah cukup lama tersuspensi, yakni sejak 8 Mei 2023 lalu.
Baca Juga: Mampu Reduksi Banjir 25 Tahunan, Bendungan Leuwikeris Garapan WSKT Akhirnya Diresmikan
"Investor mengapresiasi ini dan akan terus melihat bagaimana komitmen WSKT dalam rangka menerapkan Good Corporate Governance (GCG) agar mampu meningkatkan kinerja fundamentalnya," imbuh Nafan.
Di luar langkah restrukturisasi, Nafan juga berpesan agar WSKT mampu terus menjaga kinerja laporan keuangannya yang terus menunjukan perbaikan hingga kuartal II-2024 lalu.
"Terutama menekan negative cashflow karena selama ini masih terjadi akan menghambat kinerja fundamental maupun kinerja harga saham.
Sebelumnya Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho mengatakan MRA bisa menjadi titik penting dalam akselerasi laju penyehatan perseroan. Dengan begitu, Waskita Karya dapat fokus menyelesaikan proyek-proyek yang saat ini tengah dikerjakan.
Apalagi, perseroan juga telah merampungkan restukturisasi 3 dari 4 seri obligasi dan masih dalam proses penyelesaian restrukturisasi 1 seri obligasi dimaksud, seilai Rp1,3 triliun.
Baca Juga: 10 Tahun Jokowi, BUMN Karya Kolaps Karena Proyek 'Paksaan'
"Next stepnya kita ke sana (buka suspensi saham). Suspensi ini kan harus clear terkait restrukturisasinya," ujar pria yang akrab disapa Oho tersebut pada kesempatan serupa.
Melihat kondisi perseroan saat ini, Oho melanjutkan, manajemen Waskita berkomitmen mengembalikan Waskita ke core business atau bisnis intinya sebagai kontraktor murni.
Perusahaan pun akan fokus memaksimalkan kapabilitas, pengalaman, dan keahliannya untuk mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air, dan lainnya.
Selain itu, Waskita Karya berkomitmen terus memperkuat tata kelola perusahaan lewat penguatan di sisi Governance, Risk, dan Compliance (GRC). Termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi.
Penguatan tersebut juga dilakukan dengan membentuk sejumlah komite untuk melakukan profiling proyek rendah risiko yang memiliki uang muka berskema pembayaran monthly payment. Perseroan pun memastikan kegiatan operasional sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.
“Waskita turut melakukan langkah-langkah perbaikan melalui strategi 8 Stream Penyehatan Keuangan secara komprehensif dan berkelanjutan. Di antaranya melakukan sentralisasi procurement, engineering dan lean construction pada proyek-proyek yang sedang berjalan serta melakukan optimalisasi main power planning yang menyesuaikan dengan kinerja perusahaan, kegiatan operasional berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan,” tutur Oho.