5 Alasan JP Morgan Beri Prospek Positif Ekonomi Indonesia Tahun 2024

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 08 September 2024 | 13:39 WIB
5 Alasan JP Morgan Beri Prospek Positif Ekonomi Indonesia Tahun 2024
Kantor Lembaga Investasi, JP Morgan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Henry Wibowo, Kepala Riset dan Strategi Indonesia di JP Morgan Indonesia, menyatakan bahwa pihaknya memberikan peringkat positif overweight untuk prospek ekonomi dan pasar saham Indonesia.

Peringkat ini didasarkan pada beberapa faktor utama:

Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Henry menjelaskan bahwa salah satu alasan peringkat positif overweight adalah ekspektasi dampak positif dari pemangkasan suku bunga The Fed terhadap ekonomi Indonesia. JP Morgan memprediksi bahwa Federal Reserve Amerika Serikat akan memangkas suku bunga sebanyak 125 basis poin (bps) pada tahun ini, dengan pemangkasan 50 bps di bulan September, 50 bps di bulan November, dan 25 bps di bulan Desember. Sementara itu, Bank Indonesia juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 50 bps, yakni 25 bps pada bulan ini dan 25 bps lagi di bulan November.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Q1 2024 Diproyeksi Capai 5,16 Persen

Perbaikan Likuiditas dan Peralihan Aliran Dana

Dengan penurunan suku bunga atau pelonggaran moneter (monetary easing), likuiditas di pasar diharapkan membaik. Henry mencatat bahwa kondisi ini dapat mendorong aliran dana (fund flow) dari pasar negara maju ke pasar negara berkembang seperti Indonesia, yang akan menguntungkan perekonomian Indonesia.

Reformasi Struktural Berkelanjutan

Henry menyoroti bahwa reformasi struktural yang dilakukan Indonesia, terutama yang diuraikan dalam Visi Indonesia Emas 2045, merupakan faktor lain yang mendukung peringkat positif ini. Salah satu reformasi penting yang disarankan adalah transformasi Indonesia dari pengekspor komoditas menjadi hub manufaktur.

Pemulihan Pertumbuhan Laba Perusahaan Terbuka

Baca Juga: Ekonomi Jepang dan AS Ambyar, Jokowi Pede Indonesia Jauh dari Resesi

Faktor lain yang mendukung peringkat positif overweight adalah pemulihan pertumbuhan laba bersih perusahaan emiten. Pada semester I-2024, pertumbuhan laba bersih tercatat minus 6 persen, namun pada semester II-2024 diprediksi akan tumbuh menjadi plus 5 persen, dengan estimasi pertumbuhan tahunan antara 5-9 persen.

Penguatan Nilai Tukar Rupiah

Penguatan nilai tukar rupiah dari Rp16.200 menjadi Rp15.500 per dolar AS dalam beberapa bulan terakhir juga berkontribusi pada pemulihan pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan emiten di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat banyak perusahaan yang masih mengimpor bahan baku dari luar negeri. Jika rupiah menguat, margin keuntungan perusahaan menjadi lebih baik dan beban utang berbasis dolar AS atau mata uang asing lainnya juga berkurang.

Henry menegaskan bahwa penguatan nilai tukar rupiah memiliki dampak yang sangat positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan (corporate earnings growth), yang diharapkan dapat pulih dalam waktu dekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI