Suara.com - Menteri Investasi/ Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan kondisi industri di dalam negeri yang membuat produsen kendaraan listril Tesla enggan berinvesasi.
Menurut dia, industri di dalam negeri masih belum berkelanjutan, mulai dari penggunaan energi yang mengandalkan batu bara.
"Kalau mereka (Tesla) masuk ke kawasan industri kita tetapi energinya masih dari fosil fuel kayak coal, enggak in line dengan visinya," ujarnya di Jakarta yang dikutip, Rabu (4/9/2024).
Mantan Ketua Umum Kadin ini menuturkan, penggunaan energi di suatu negara sangat penting bagi investor. Dia tak menampik, banyak investor yang kabur dari RI dan memilih negara tetangga untuk investasi.
Baca Juga: Prabowo Bakal Prioritaskan Investasi Hijau
Selain itu, penggunaan energi hijau di kawasan industri juga masih kalah dengan Vietnam, di mana 58 persen menggunakan energi hijau.
"Ini yang kita tidak bisa pungkiri ke depan akan seperti itu (penggunaan energi hijau). Nah kita ini yang mohon maaf, agak tertinggal," ucap dia.
- Tesla, raksasa otomotif listrik dunia, telah memutuskan untuk menunda rencana pembangunan pabrik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Keputusan ini diambil setelah perusahaan mengevaluasi kembali strategi investasinya secara global.
Alih-alih membangun pabrik, Tesla kini lebih berfokus pada pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
"Tesla saat ini hanya membahas stasiun pengisian daya," ungkap media Thailand, The Nation Thailand.
Baca Juga: Harga Rokok Makin Mahal, Pakar: Kenaikan Cukai Harus Moderat dan Pertimbangkan Nasib Industri
"Tesla saat ini hanya membahas stasiun pengisian daya, dengan rencana pabrik yang ditangguhkan tidak hanya di Thailand tetapi di seluruh dunia. Mereka tidak melanjutkan di Malaysia, Indonesia, atau di mana pun kecuali China, Amerika, dan Jerman," kata sumber tersebut.