Suara.com - Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) PT Indofarma Tbk (INAF) Meidawati mencurahkan isi hatinya di mana para karyawan tak dibayarkan oleh manajemen. Setidaknya, dia menyebut, para karyawan tidak digaji dari Januari-Agustus 2024.
Selain itu, Meidawati menyebut bahwa beberapa karyawan juga hanya digaji setengah dari total gaji yang disepakati.
"50-90 persen itu yang diterima dari Januari sampai Agustus. Sampai tanggal ini September juga belum gajian. Artinya sejak Januari sampai September kami tak menerima gaji secara full. Ada juga tunjangan-tunjangan yang belum dibayarkan," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Terkait rencana jual aset Indofama, Meidawati menilai, itu membutuhkan proses yang panjang. Padahal, para karyawan membutuhkan, danan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Program Ini Jadi Bukti Nyata Kontribusi BUMN
"Bicara penjualan aset ini tidak mudah, dan butuh proses. Sementara kami sudah di titik nadir terbawah, ketika gajian tidak full, tidak terbayarkan. Sedangkan banyak hal-hal yang perlu diurus, untuk makan saja sudah susah," kata dia.
Namun demikian, Meidawati menuturkan, jika ada kepastian dari Kementerian BUMN untuk mempercepat proses penjualan aset Indofarma, maka pihaknya akan mendukung.
Dia menambahkan, ada 1.100 karyawan yang kekinian masih belum mendapatkan hak penuh dari Indofarma.
"Tapi harapan kami bicara soal hak-hak kami, yang pertama bisa dibayarkan. Yang kedua gaji bisa dinormalkan, artinya sampai sekarang dari awal tahun kami tidak mendapatkan gaji yang penuh. Dan yang sudah pensiun kan belum dibayarkan juga sudah hampir dua tahun," tegas dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menegaskan PT Indofarma Tbk (INAF) tengah berusaha untuk membayarkan gaji pegawai sebesar Rp 95 miliar. Salah satu caranya, dengan menjual aset-aset Indofarma yang tersisa.
Baca Juga: WIKA: Utang Segunung, Kini Ujug-ujug Klaim Cetak Laba
"Untuk itu mereka lakukan efisiensi sehingga nanti untuk pegawai kita sedang menyediakan penjualan aset yang akan kita jual bertahap untuk menyelesaikan isu kepegawaian supaya mendapatkan efisien ke depan," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Pria yang kerap disapa Tiko ini melanjutkan, pihaknya akan mengubah bisnis Indofarma di masa depan.
Ke depan, Indofarma tidak lagi menyediakan produk yang tersedia tau ready stock, tapi hanya akan mengerjakan pesanan alat kesehatan dari pihak lain.
"Kami merencanakan Indofarma ini akan menjadi perusahaan yang istilahnya made to order, makloon," ucap dia.