Suara.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kembali mencatat kinerja keuangan yang membuat publik cukup terkejut dengan raihan laba bersih sebesar Rp401 miliar.
Kinerja ini tidak lepas dari strategi cerdik manajemen dalam mengelola utang perusahaan. Salah satu langkah strategis yang berhasil dilakukan adalah mengubah profil utang perusahaan menjadi lebih panjang.
Dengan memperpanjang tenor utang, WIKA berhasil menurunkan risiko likuiditas dan memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perusahaan untuk mengejar proyek-proyek strategis.
Langkah ini juga dinilai sebagai salah satu faktor kunci di balik peningkatan laba bersih perusahaan sebesar Rp401 miliar pada semester I 2024, atau membaik dibanding periode sama tahun 2023 yang mencatatkan rugi bersih sedalam Rp1,881 triliun.
Hasil itu mengikis defisit 5,01 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp6,839 triliun pada akhir Juni 2024.
Dalam laporan keuangannya dilaman Bursa efek Indonesia (BEI) yang dilihat Selasa (3/9/2024) Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp7,534 triliun sepanjang 6 bulan pertama tahun 2024. Perolehan itu turun 18,5 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp9,253 triliun.
Pasalnya, pendapatan dari lini usaha infrastruktur dan gedung turun 27,2 persen secara tahunan menjadi Rp3,465 triliun pada akhir tahun 2024. Senasib pendapatan dari lini usaha energi dan industrial plant amblas 25,9 persen secara tahunan menjadi Rp1,203 triliun.
Tapi pendapatan dari lini usaha industri tumbuh 5,4 persen secara tahunan menjadi Rp2,296 triliun pada akhir Juni 2024. Senada, pendapatan dari hotel meningkat 2,9 persen secara tahunan menjadi Rp421,01 miliar.
Walau beban pokok dapat ditekan sedalam 18,7 persen secara tahunan menjadi Rp6,889 triliun pada semester I 2024. Tapi laba kotor tetap terpapas 17,2 persen secara tahunan menjadi Rp645,52 miliar.
Baca Juga: WIKA: Utang Segunung, Kini Ujug-ujug Klaim Cetak Laba
Sedangkan laba usaha mencapai Rp3,394 triliun pada akhir Juni 2024, atau membaik dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat rugi usaha Rp595,96 miliar.