Suara.com - Jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga akhir Agustus, sebanyak 46.240 pekerja kehilangan pekerjaan.
Lonjakan angka PHK ini menjadi sorotan serius dan memicu kekhawatiran akan semakin memburuknya kondisi pasar tenaga kerja menjelang berakhirnya masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2024 mendatang.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengakui angka PHK meningkat beberapa waktu belakangan.
"Memang kita akhir-akhir ini banyak pekerja mengalami PHK ya," katanya di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Baca Juga: Jokowi Bersiap Sambut Paus Fransiskus: Rakyat Indonesia Menyambut Hangat Kunjungan Bersejarah Ini
Meski ada tren kenaikan, Ida berharap angka PHK tidak lebih tinggi dari 2023. Karena itulah pihaknya terus berupaya memitigasi agar PHK tidak terus bertambah.
Upaya itu dilakukan dengan mempertemukan manajemen dengan pekerja untuk berunding agar PHK tak terjadi.
"Ya memang (PHK) naik tapi kan kita mudah-mudahan angkanya tidak lebih tinggi dari 2023, makanya kita terus lakukan mitigasi itu," kata Ida.
"Di samping itu tentu lapangan kerja baru kita create, kemarin kita laksanakan job fair nasional, itu cukup tinggi lowongan yang tersedia, 178 ribu lowongan pekerjaan yang tersedia. Pada waktu itu memang yang melamar 93 ribu," pungkasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan RSUP Ngoreah Besutan Hutama Karya Senilai Rp 502 Miliar