Proyek 'Mercusuar' Jokowi Dibayangi Banjir dan Longsor Besar

Senin, 02 September 2024 | 22:43 WIB
Proyek 'Mercusuar' Jokowi Dibayangi Banjir dan Longsor Besar
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan sambutan didampingi Plt Ketua OIKN Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Plt Wakil Ketua OIKN Raja Juli Antoni saat peresmian Plaza Seremoni Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proyek 'mercusuar' kebanggan Preside Joko Widodo (Jokowi) yakni Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur kembali menjadi sorotan publik setelah munculnya kekhawatiran akan potensi bencana alam. 

Laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut daerah IKN memiliki karakteristik curah hujan yang sangat tinggi dan terjadi sepanjang tahun, sehingga dikhawatirkan bisa terjadi banjir dan tanah longsor yang begitu besar.

"Di sana hujannya sepanjang tahun, musim kemaraunya masih 150 milimeter, itu masih garis batas. Masuk September naik lagi (curah hujannya). Jadi memang di sana karakteristik hujan sepanjang tahun potensi bencana banjir tanah longsor besar," kata Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).

Meski demikian, pihaknya mengaku tidak diam saja, berbagai upaya lanjut Seto telah dilalukan untuk mengurangi curah hujan, salah satunya lewat teknik modifikasi cuaca (TMC)

Baca Juga: Bencana Alam Meluluhlantakkan Pamijahan Bogor, Dua Orang Dikabarkan Tewas, Empat Luka

TMC dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan BNPB, Kementerian PUPR, Kemenhub, dan seluruh stakeholder,termasuk pemerintah daerah setempat. 

"Tentu kita berusaha untuk mengurangi resiko bencana karena IKN khususnya, dan Kalimantan Timur pada umumnya, itu karakteristik hujannya tidak sama dengan wilayah kita berada saat ini," ucap dia.

Dirinya tidak memungkiri, terkadang ada beberapa wilayah yang tetap turun hujan meski TMC dilakukan.

Namun, ia menuturkan, TMC tetap mampu mengurangi curah hujan yang turun sehingga potensi bencana bisa diminimalisasi.

"Masih ada yang bobol-bobol juga sedikit. Ada genangan-genangan, masih ada. Tapi kita berupaya semaksimal mungkin untuk menguranginya sesuai dengan batas kemampuan manusia dan batas teknologi yang ada di Indonesia, di dunia saat ini," ucap dia.

Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Lumpuhkan Sejumlah Wilayah di Bogor, Ini Penampakannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI