Suara.com - Belakangan Rumah Sakit Medistra Jakarta menarik banyak perhatian, terkait dengan dugaan skandal adanya larangan untuk mengenakan hijab kepada pekerjanya. Isu ini mengemuka setelah muncul konten di X berupa sebuah surat terkait dengan wawancara ketika melamar pekerjaan. Lalu sebenarnya siapa pemilik RS Medistra?
Seperti yang mungkin Anda ketahui, isu mengenai pengenaan hijab sebenarnya merupakan isu yang sangat personal karena terkait dengan agama yang diyakini. Isu ini sempat viral pula pada saat Paskibraka 2024, yang dikabarkan juga ‘dipaksa’ melepas hijab pada proses tugasnya.
Siapa Pemilik RS Medistra Jakarta?
Merujuk pada data Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia RS Medistra dimiliki oleh pihak swasta, dengan nama direktur yang tercatat Dr. Agung Budisatria, MM., FISQua.,
Baca Juga: Yudian Wahyudi Lulusan Mana? Kepala BPIP yang Banjir Kritik Imbas Paskibraka Lepas Jilbab
RS Medistra adalah tipe Rumah Sakit Umum Kelas B, yang melayani masyarakat di kawasan Jakarta sejak cukup lama. Rumah sakit ini dikenal karena pelayanannya yang memuaskan, dan dapat menyediakan fasilitas dan layanan yang diperlukan.
Dugaan Diskriminasi
Protes dilayangkan oleh DR.dr. Diani Kartini SpB., Subsp.Onk(K)., kepada pihak manajemen RS Medistra. Surat ini dituliskan langsung kepada direksi dari rumah sakit swasta tersebut, yang menceritakan tentang kronologis ketika asisten dan kerabat sang asisten mencoba mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra.
Asisten dan kerabat asisten dr. Diani Kartini diketahui mengenakan hijab, dan hal ini yang dipermasalahkan pada pertanyaan di sesi terakhir proses wawancara yang dijalani keduanya.
Disampaikan bahwa terdapat pertanyaan terkait kesediaan kedua pelamar kerja ini untuk membuka hijab jika diterima, sebab RS Medistra merupakan rumah sakit internasional yang pelayannya disediakan secara umum.
Baca Juga: Keras! MUI Sebut Kebijakan Paskibrakan Wanita Lepas Jilbab Tak Beradab
Pertanyaan tajam kemudian diajukan, apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan subspesialis di RS Medistra ini. Tentu, hal ini juga mengundang rasa penasaran netizen untuk mengetahui lebih lanjut mengenai respon RS Medistra. Sebab jika benar, maka hal ini sudah mengarah pada tindakan rasisme.
Tanggapan Pihak RS Medistra
Agung Budisatria yang menjadi direktur dari RS Medistra kemudian merilis surat permohonan maaf terkait isu yang diterima oleh asisten dan kerabat asisten dr. Diani Kartini ini. Ia menyatakan RS Medistra merupakan lembaga yang inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Ia juga menyatakan akan terus melakukan proses kontrol ketat pada rekrutmen atau komunikasi yang dijalin, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.
Kontributor : I Made Rendika Ardian