“Sekarang, masyarakat Walahar tidak lagi melihat Danau Cinta sebagai danau mati, melainkan sebagai sumber kehidupan baru yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan," papar Syahwin.
"Terbukti bahwa dengan pemberdayaan eceng gondok, masyarakat setempat serta para pelaku UMKM di Danau Cinta mengaku bahwa Penggunaan Biogas dari Eceng Gondok dan pemanfaatan Panel Surya, bisa menghemat sebesar 50% penggunaan token listrik dan tabung gas," tambahnya.
Kepala Bapeda Karawang, Ridwan Salam juga menambahkan bahwa Program Ngabedahkeun Walahar menjadi pusat pengembangan perekonomian masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan melalui 3 kegiatan utama yaitu pengembangan UMKM, Konservasi Air dan Edukasi Masyarakat.
"Ini menjadi suatu keberhasilan yang mana program ini termasuk dalam target pembangunan nasional untuk meningkatkan Indeks Lingkungan Hidup. Jadi, patut untuk kita apresiasi dan jaga keberlanjutannya," tegas Ridwan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional JBB, Eko Kristiawan menyampaikan bahwa Program yang diluncurkan di Desa Walahar, Karawang, menargetkan capaian SDGs (Sustainable Development Goals) Poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui penggunaan panel surya dan biogas, serta SDGs Poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberdayakan UMKM lokal.
“Dengan transformasi Danau Cinta, kami berharap bisa menjadikannya sebagai model keberlanjutan yang berfokus pada solusi lingkungan dan sosial. Kami percaya bahwa kolaborasi antara Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat akan memberikan dampak yang luas dan positif bagi seluruh kawasan,” tutup Eko.