Suara.com - Ruang rapat Komisi VI DPR RI mendadak hening saat suara tangis seorang perwakilan karyawan PT Indofarma (Persero) Tbk memecah keheningan.
Ketua Umum SP Indofarma Meidawati mengungkap kondisi tersebut sambil menangis pilu, dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan penderitaan yang dialami bersama rekan-rekannya akibat gaji yang belum dibayarkan selama berbulan-bulan.
Akibatnya kata dia tak sedikit karyawan tak mampu untuk membeli beras untuk keluarganya hingga terpaksa berutang.
"Kami tidak gajian dan manajemen mau merumahkan kami dengan gaji yang kecil, kami makan apa? Ada anggota kami bilang, bu tolong beri gaji kami, kami beras seliter aja nggak ada," kata Meidawati saat RDP pada pekan ini.
Kesulitan yang dialami karyawan Indofarma bukan hanya masalah pribadi, namun juga berdampak pada keluarga mereka. Banyak di antara mereka yang terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Pamer Gepokan Uang ke Karyawan, Pakaian Aaliyah Massaid Kena Kritik Warganet
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya dugaan praktik fraud di dalam perusahaan yang mengakibatkan tunggakan gaji mencapai Rp95 miliar.
Meidawati berharap DPR dapat mendesak pemerintah dan manajemen Indofarma untuk segera menyelesaikan masalah ini. Mereka meminta agar hak-hak mereka sebagai pekerja dipenuhi dan perusahaan dapat kembali beroperasi dengan baik.
"Kami minta pemerintah agar segera dibayarkan atas pengorbanan karyawan dalam bentuk hak-hak nya seperti upah, tunjangan, iuran BPJS dan DPLK, pesangon para pensiun senilai Rp95 miliar dan dibayarkan secara tunai," ujarnya.
Meidawati juga meminta oknum pejabat Indofarma dan anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM) yang terbukti melakukan fraud untuk dilakukan penindakan tegas.
"Terakhir, evaluasi atas kinerja holding BUMN Farmasi, karena hingga saat ini manfaatnya kalau kami lihat secara kami Indofarma itu belum dirasakan manfaatnya secara riil," tuturnya.
Baca Juga: Ditahan Kejaksaan, Eks Karyawan Jhon LBF Terlibat Kasus Usai Mengungkap Masalah Ini