10 Tahun Jokowi, BUMN Karya Kolaps Karena Proyek 'Paksaan'

Rabu, 28 Agustus 2024 | 15:33 WIB
10 Tahun Jokowi, BUMN Karya Kolaps Karena Proyek 'Paksaan'
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Plt Ketua OIKN Basuki Hadimuljono (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Plt Wakil Ketua OIKN Raja Juli Antoni menekan tombol untuk meresmikan Plaza Seremoni Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor konstruksi atau BUMN Karya tengah menghadapi krisis keuangan.

Beban utang yang menumpuk akibat proyek-proyek infrastruktur yang ditugaskan Jokowi menjadi salah satu penyebab utamanya.

Dalam laporan Sinarmas Sekuritas baru-baru ini mengungkapkan BUMN konstruksi mengalami lonjakan utang akibat sejumlah proyek penugasan Jokowi mulai jalan tol, pembangunan kereta cepat hingga proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tingginya biaya proyek, ditambah dengan kendala teknis dan administrasi, membuat perusahaan kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

Dari sejumlah perusahaan BUMN Karya, seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP) telah menjadi penanggung utang terbanyak.

Dari empat BUMN konstruksi, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan jumlah utang terbesar.

PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk tercatat memiliki utang sebesar Rp81,33 triliun, atau 89 persen terhadap total asset. Posisi kedua ditempati PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk senilai Rp56,24 triliun (triwulan I-2024) atau setara 87 persen dari asset (triwulan I-2024).

Posisi ketiga adalah PT PP (Persero/PTPP) Tbk dengan jumlah tang sebesar Rp42,52 triliun, atau 73 persen dari nilai asetnya. Selanjutnya PT Adhi Karya (Persero/ADHI) Tbk dengan nilai utangnya Rp26,94 triliun, atau setara 74 persen dari aset.

Bahkan secara terang-terangan, Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan penugasan Proyek Kereta Cepat Whoosh merupakan salah satu penyebab membengkaknya rugi perseroan.

Baca Juga: Mulyono Jadi Trending, Ternyata Pernah Viral Gegara Ojol, Ini Sebabnya

Menurut Agung, terdapat dua komponen utama yang mempengaruhi keuangan perseroan sepanjang 2023, yakni beban bunga yang cukup tinggi dan membengkaknya beban lain-lain karena adanya kerugian yang ditanggung PSBI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI