Suara.com - Biodiesel 50 persen (B50) semakin menunjukkan prospek yang menjanjikan sebagai alternatif bahan bakar energi fosil yang ketersediaannya semakin menipis.
Bahan bakar dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ini telah melalui serangkaian uji coba yang dilakukan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), salah satu anak usaha Holding Perkebunan Nusantara, sejak April 2019.
Dalam uji coba tersebut, kendaraan yang digunakan yaitu dua unit Toyota Innova Diesel keluaran tahun 2018 tanpa modifikasi apapun pada mesin atau selang. Hingga Juli 2024, kendaraan uji coba ini telah menempuh jarak 170.891 km.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa B50 memiliki performa yang sangat positif, termasuk konsumsi bahan bakar yang efisien dengan rata-rata 11,82 km/liter, serta kondisi kendaraan yang tetap baik hingga saat ini.
Baca Juga: KAI Mulai Gunakan Bahan Bakar Bio Diesel B40 di Kereta Api
Keunggulan lain dari B50 adalah kandungan sulfurnya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar solar konvensional. Bila terlalu tinggi kadarnya sulfur pada solar dapat menyebabkan kerak, menimbulkan kerusakan pada komponen mesin, hingga saluran bahan bakar.
Dengan kandungan sulfur yang lebih rendah, B50 diharapkan dapat memperpanjang umur mesin kendaraan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain manfaat teknis, penggunaan B50 juga memiliki dampak positif terhadap industri kelapa sawit di Indonesia. Penggunaan B50 di masa depan akan meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit (CPO) dalam negeri, sekaligus menjadi penyangga harga CPO.
“Sebagai salah satu produsen CPO terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan dengan produk yang renewable dan efisien ini, yang juga berpotensi besar untuk diekspor,” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Mohammad Abdul Ghani ditulis Selasa (20/8/2024).
Ghani mengatakan bahwa keberhasilan uji coba ini tentu saja menambah kepercayaan diri para peneliti dan inovator PPKS untuk mematangkan riset dan pengaplikasian B50 secara luas di masyarakat.
Baca Juga: Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.161 per Liter
“Tentunya PTPN Group terus berkomitmen mendukung program pemerintah dalam upaya ketahanan energi nasional melalui peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT),” tambahnya.
Ke depan, keberhasilan B50 diharapkan tidak hanya menjadi solusi bagi ketahanan energi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar energi hijau global berbasis kelapa sawit.
“Kami juga terus membantu dan mendukung PPKS sebagai tulang punggung riset dan inovasi kelapa sawit nasional,” ucap Ghani.