PT KBI Kembangkan Ekosistem Perdagangan Komoditas, Petani Bisa Cuan Besar

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 16 Agustus 2024 | 09:06 WIB
PT KBI Kembangkan Ekosistem Perdagangan Komoditas, Petani Bisa Cuan Besar
Direktur Utama PT KBI Budi Susanto/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) mengembangkan ekosistem perdagangan komoditas lewat sistem resi gudang. Sistem resi gudang ini bisa dimanfaatkan petani untuk menyimpan hasil panen.

Direktur Utama PT KBI mengungkapkan, Budi Susanto mengatakan, harga komoditas akan cenderung mengalami penurunan pada saat panen.

"Jika petani dapat memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan ekosistem yang mengelilinginya, petani dapat melakukan tunda jual sambil menunggu pergerakan harga dan mendapatkan pembiayaan untuk melakukan produksi komoditas selanjutnya," ujarnya saat ditemui di Jakarta yang dikutip, Jumat (16/7/2024).

Resi Gudang menjadi instrumen penting dalam perdagangan komoditas dan juga Ketahanan Pangan Nasional. Hal ini karena pada SRG memungkinkan petani, pengusaha, dan pemilik komoditas untuk menjadikan barang yang disimpan di gudang sebagai jaminan keuangan atau sebagai komoditas yang siap diperdagangkan.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Bagi Petani, Batumbu Gandeng Emiten RAFI

Dalam hal ini, PT KBI melalui anak usahanya, yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI) yang merupakan lembaga pembiayaan non-bank berkomitmen untuk ikut meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemberian pembiayaan komoditas.

PT KBI dan PT KPBI menjalin kerja sama dengan beberapa Pemerintah Provinsi untuk menjalankan Program Korporasi Petani dengan tujuan agar Ekosistem Perdagangan Komoditas dapat menjangkau seluruh petani Indonesia.

Pada tahun 2024 ini, PT KBI telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan BUMN di Kawasan Industri, sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi, mendorong kemandirian petani, serta memperkuat kedaulatan pangan.

Selain itu, konsep Korporasi Petani juga hadir dengan tujuan untuk mengubah pola pikir petani dari produsen saja menjadi produsen dan entrepreneur secara bersamaan. Petani diharapkan untuk tidak hanya fokus pada proses on-farm (selama masa bercocok tanam), tetapi juga memperhatikan aspek off-farm (setelah masa panen).

"Kami memiliki mimpi yang besar untuk perkembangan Ekosistem Perdagangan Komoditas ini, kami ingin membangun integrasi dari ketiga lini bisnis yang kami punya, yaitu SRG, PLK dan PBK," kata Budi

Baca Juga: Program TJSL Tingkatkan Kesejahteraan Hidup Rakyat, KBI Raih Penghargaan Gold Pilar Ekonomi

Potensi besar komoditas yang belum dioptimalkan ini tentunya menjadi pekerjaan rumah, tidak hanya Pemerintah namun juga seluruh pihak dari pusat hingga daerah.

PT KBI terus melakukan sosialisasi dan edukasi baik kepada instansi maupun masyarakat luas mengenai Sistem Resi Gudang dan keterkaitannya dengan Pasar Lelang Komoditas.

Bahkan, untuk mendukung fungsinya sebagai pusat registrasi, PT KBI memiliki aplikasi IS-Ware NextGen yang berbasis teknologi Smart Contract dan Block Chain untuk mempermudah petani dalam melakukan registrasi komoditasnya ke sistem resi gudang.

Dengan sistem registrasi yang dikelola oleh PT KBI, setiap RG yang terdaftar dijamin keamanannya, keasliannya, serta dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku pasar.

Terkait pemanfaatan RG, Data PT KBI menyebutkan, pada bulan Juli 2024 jumlah penerbitan RG mencapai 688, naik 154.8 persen secara yoy dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 270.

Jika dibandingkan dengan data tahun 2023, Penerbitan RG naik sebesar 42 persen. Dari sisi pembiayaan juga terdapat peningkatan sebesar 224 persen secara yoy, dari 339 Milliar pada Juli 2023 menjadi Rp 1,1 Triliun pada Juli 2024, dan secara keseluruhan naik sebesar 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI