Suara.com - Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong di Papua Barat Daya mengalami kerusakan pada landasan pacu atau runway pada Minggu (11/8). Kondisi runway yang retak membuat bandara tidak bisa digunakan untuk operasional penerbangan.
Kronologi kejadian bermula saat pilot pesawat Pelita Air melaporkan adanya kerusakan runway kepada pihak Air Traffic Control (ATC).
Tim Bangunan dan Landasan (Bangland) Bandara DEO kemudian melakukan pengecekan dan menemukan adanya kerusakan tersebut.
"Kami sangat menyayangkan terjadinya insiden kerusakan runway di Bandara DEO. Keselamatan dan keamanan penerbangan adalah prioritas utama kita. Kami telah menginstruksikan tim terkait untuk segera melakukan investigasi menyeluruh dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Hal ini menjadi pembelajaran dan memastikan hal serupa tidak terulang kembali," ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO), Cece Tarya dalam keterangannya, Senin (12/8/2024).
Baca Juga: Tak Hanya Pejabat Penting, Bandara IKN Juga Bisa Digunakan Masyarakat
Sebagai tindakan darurat, pihak bandara segera menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) penutupan runway dan melakukan pembersihan Foreign Object Debris (FOD) di area yang rusak.
Tim teknis pun langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk AirNav Indonesia, kontraktor pelaksana, konsultan, dan Direktorat Bandar Udara (DBU) untuk melakukan perbaikan.
Mengingat kerusakan yang terjadi, maka dilakukan beberapa langkah perbaikan dan evaluasi.
Seluruh pekerjaan overlay yang telah dilakukan kemarin akan dibongkar kembali untuk memastikan kualitas perbaikan dan mencegah terjadinya kerusakan serupa di kemudian hari.
Pekerjaan overlay tidak akan diizinkan untuk dilanjutkan sampai dipastikan tidak ada hujan selama proses pengerjaan. Kondisi cuaca yang mendukung sangat penting untuk memastikan hasil perbaikan yang optimal. Selain itu, proses perizinan pekerjaan overlay akan dievaluasi secara menyeluruh, terutama terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di tengah kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
Baca Juga: Proyek Bandara IKN Molor, Jokowi Tak Bisa Mendarat 17 Agustus 2024?
Evaluasi juga akan dilakukan terhadap tenaga kerja yang terlibat, khususnya terkait dengan pengabaian prosedur pengeringan yang benar setelah hujan dan tidak melakukan pengecekan kondisi tack coat setelah hujan sebelum memulai pekerjaan.
Atas kejadian setidak ada 10 penerbangan 10 keberangkatan dan 12 kedatangan dari dan menuju Sorong yang terdampak tersebut.
"Kami telah melakukan kerja sama dengan seluruh stakeholder dalam mengatasi masalah seperti ini," pungkas dia.