Suara.com - Saat ini UU Omnibus Law menjumpai gugatan dari masyarakat karena merugikan para pakerja. Sebelumnya ada banyak influencer dan artis mempromosikan Omnibus Law. Nah, berikut adalah daftar artis yang mempromosikan Omnibus Law Cipta Kerja tahun 2020-2021 silam.
Kurang lebih sebanyak 21 artis dan selebritas kembali menjadi sorotan karena memprmosikan Omnibus Law Cipta Kerja tahun 2020-2021 silam. Para pesohor yang masuk daftar artis yang mempromosikan Omnibus Law Cipta Kerja tahun 2020-2021 silam itu di antaranya ada penyanyi Ardhito Pramono, Gading Martin, Valentino Simanjuntak, Cita Citata, Rigen Rakelna, Boris Bokir, Aruan Marsha, Kim Kurniawan, Siti Badriah, Gritte Agatha dan Fitri Tropica.
1. Ardhito Pramono
Penyanyi Ardhito Pramono mengaku menerima bayaran untuk mengangkat isu Omnibus Law Cipta Kerja dengan hastag Indonesia Butuh Kerja. Di Twitter, ia meminta maaf kepada semua pihak karena telah menimbulkan kegaduhan dengan konten dan hastagnya. Ia mengatakan yang ia ketahui dari konten pesanan yang dibuatnya adalah untuk menenangkan masyarakat dari wabah Covid-19 pada masanya.
Baca Juga: Syarat Dari Buruh Sebelum Tapera Diberlakukan: Naikkan Dulu Upah Dan Cabut Omnibus Law Cipta Kerja
Namun, ia tidak menyangka jika konten tersebut memiliki makna tersembunyi, terkait secara tidak langsung dengan Omnibus Law. Dari daftar artis tersebut di atas, Gofar Hilman dan Ardhito Pramono mengaku tak tahu kalau kampanye tagar tersebut mendukung Omnibus Law UU Cipta Kerja.
2. Gading Martin
Gading Martin sebelumnya ikut menciptakan konten kampanye mendukung Omnibus Law. Hal itu dilakukannya melalui channel Youtubenya. Namun setelah mendapatkan kritik dari masyarakat, konten tersebut sekarang sudah tidak bisa ditemukan di channelnya.
3. Gritte Agatha
Gritte Agatha dikritik oleh netizen di tahun 2020 lalu karena mendukung Omnibus Law. Banyak netizen yang ngaku sebagai subscriber konten Gritte Agatha, tetapi kemudian memilih untuk unsubscribe channel Youtube Gritte karena persoalan Omnibus Law ini.
Baca Juga: Aksi May Day, Buruh Tantang Prabowo-Gibran Cabut Omnibus Law: Sangat Menyengsarakan Kami!
Selain tiga artis di atas, masih ada sosok lain seperti Inul Daratista, Adit Insomnia Gofar Hilman, Gisella Anastasia, Valentino Simanjuntak, Cita Citata, Rigen Rakelna, Boris Bokir, Aruan Marsha, Kim Kurniawan, Siti Badriah, Fitri Tropica dan masih banyak lagi.
Saat ini, Omnibus Law Cipta Kerja ini masih menuai kecaman menyusul ada banyaknya kasus PHK dan meningkatnya pengangguran di Indonesia. Pencetus Omnibus Law UU Cipta Kerja adalah Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia menyatakan bahwa Omnibus Law sesungguhnya disahkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia serta membuka lapangan kerja baru secara masif. Akan tetapi, netizen yang kritis justru menemukan polemik yang membayangi pengesahan Omnibus Law ini, di antaranya adalah RUU ini mengancam petani dan meningkatkan potensi konflik agraria.
Selain itu, dalam Rancangan UU Cipta Kerja Omnibus Law, terdapat pasal 117 yang mengisyaratkan keringanan hukuman bagi pelaku usaha yang melakukan monopoli. Secara keseluruhan netizen kritis menilai bahwa UU tersebut berdampak bagi semua jenis pekerjaan termasuk karyawan kantoran.
Kenaikan Angka Pengangguran
Omnibus Law disahkan di tahun 2019 lalu ketika Presiden Jokowi menjabat untuk periode kedua. Masalahnya, paska dirilis kenaikan angka pengangguran dan PHK di Indonesia meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 6 Mei 2024, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,82 persen. Pada tahun 2022, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 8.42 juta orang.
Di tahun 2022, terdapat 209,4 juta penduduk usia kerja. Dari jumlah tersebut, yang terserap oleh lapangan pekerjaan hanya 143,72 juta orang. Sisanya masih menjadi pengangguran.
Gelombang PHK paling tinggi terjadi selama wabah covid-19. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sebanak 72.983 karyawan menjadi korban PHK selama masa pandemi covid-19. Terdapat 4.156 perusahaan telah melakukan PHK terhadap karyawan mereka karena kondisi keuangan perusahaan yang tertekan terdampak Covid-19. Sampai kini, situasi ini belum pulih.
Kontributor : Mutaya Saroh