Suara.com - Pematung I Nyoman Nuarta menjadi sorotan setelah desain patung Garuda di Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara banyak dikritik. Terlebih, IKN disebut bakal dijadikan lokasi memperingati HUT Ke-79 Republik Indonesia. Karya Nyoman Nuarta apa saja?
I Nyoman Nuarta memang terkenal sebagai perupa Indonesia. Karya – karyanya banyak menjadi ikon sejumlah tempat di Nusantara. Selain patung Garuda di IKN, I Nyoman Nuarta merupakan pematung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dibangun pada 1990.
Kendati pembangunan sempat berhenti akibat krisis moneter pada 1998, namun patung tersebut akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018 silam. Patung tersebut memiliki tinggi lebih dari seratus meter dan dilapisi dengan kuningan.
Desain dengan nama Istana Garuda merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Baca Juga: LIVE STREAMING: Kirab Bendera Pusaka, Warga Padati Kawasan Monas
“Istana Garuda dirancang sebagai “sesosok rumah” yang berasosiasi pada burung Garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia. Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nuarta.
Baru – baru ini, I Nyoman Nuarta juga dikabarkan terlibat dalam pembangunan patung Soekarno raksasa di Kabupaten Bandung Barat yang menelan biaya Rp10 triliun. Anggaran senilai Rp 10 triliun sendiri sebenarnya bukan hanya untuk membangun patung Soekarno, namun juga sekaligus membangun kota mandiri di kawasan tersebut.
HUT RI di IKN
Acara HUT RI di IKN juga tak kalah kontroversial. Namun, Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) menegaskan, kendaraan yang disewa pemerintah untuk acara peringatan HUT RI di IKN jumlahnya tidak sampai 1.000 unit, seperti diberitakan sebelumnya. Namun hanya berkisar 200 unit saja, itupun bukan Alphard melainkan bus.
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menegaskan, armada yang disewa berupa bus. Adapun jenis kendaraan lain yakni truk dan mobil box barang untuk keperluan logistik.
Baca Juga: AMAN Tegaskan Upacara HUT RI di IKN Merusak Keberagaman; Orang Balik Terancam Punah
"Armada bus yang disiapkan oleh panpel bidang transportasi (Kemenhub dan OIKN juga Pemda setempat) jumlahnya juga hanya sekitar 200-an, untuk sarana transportasi pasukan upacara dan undangan," kata Setya dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni