Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur promosi kripto yang dilakukan oleh influencer. Sebenarnya, OJK tak melarang Influencer mempromosikan suatu aset kripto.
Hanya saja, influencer itu harus memastikan bahwa aset kripto itu harus resmi dan terdaftar.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menjelaskan, aset kripto memiliki risiko yang tinggi.
Sehingga, influencer harus benar-benar tahu apakah aset kripto itu terdaftar atau tidak. Dengan begitu, tidak menyesatkan masyarakat luas.
Baca Juga: Perusahan Pinjol Hingga Asuransi Kini Bisa Lihat Data Kredit Calon Nasabah di SLIK
"Jadi bukan tidak boleh, tapi misalnya kalaupun influencer itu mau dimanfaatkan maka dia dilakukannya tentu atas katakanlah pengikatan dan kerja sama dengan penyelenggara kegiatan di aset crypto itu sendiri. Itu untuk marketing, untuk katakanlah rekomendasi dan sebagainya," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Selain itu, bilang Hasan, wadah promosi juga dilakukan di kanal-kanal, seperti di akun media sosial resmi atau situs resmi perusahaan kripto yang terdaftar.
Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 22 Tahun 2023 pada Pasal 36.
"Misalnya di website-nya si penyelenggara atau misalnya dia blok tempat tertentu untuk iklan si penyelenggara itu, nah itu nggak masalah. Diizinkan sepanjang di dalam kanal-kanal resmi dari penyelenggara itu," tegasnya.
Selain promosi, Hasan mengingatkan, influencer juga bisa melakukan edukasi dan pemahaman tentang dunia investasi kripto.
Baca Juga: OJK Endus Transaksi Mencurigakan di Saham Orang Terkaya RI
"Kalau untuk edukasi itu nggak ada masalah. Jadi kalau untuk membina awareness tanpa mengarah-mengarahkan dan memasarkan aset crypto tertentu, tentu kita sangat terbuka. Bahkan nanti bisa bekerja sama," pungkas dia.