Salah satu desainer lainnya, Khairul Fajri Yahya mengatakan dia juga mengangkat subtema military, yakni sosok Panglima Perang Aceh yang baru pulang perang melawan Portugis.
“Jadi, dia ceritanya seperti ada rampasan perang dari europe gitu kan, dan dia masih bisa disatupadukan dengan kearifan lokal seperti sarung. Jadi, ada kearifan lokal, para pejuang itu ke manapun selalu pakai sarung,” kata dia.
Konsep kolaborasi itu, kata Khairul yang mereka tampilkan dan diperkenalkan ke khalayak luas melalui media Muffest 2024.
“Kearifan lokal itu bisa diadopsi dan beradaptasi dengan kemajuan zaman saat ini. Sehingga lebih modern tetapi unsur etniknya masih kuat,” ujar dia.
Busana karya-karya dari anak muda Aceh yang tergabung dalam AMANAH itu juga rencananya tampil pada acara fashion show Muffest 2024 yang akan disaksikan langsung oleh Menparekraf Sandiaga Uno pada 10 Agustus 2024.
Diketahui bahwa AMANAH membawa sejumlah perancang terpilih, yakni Amira Vanisa, Cut Junischa, Muchlisin, Nabila Fatin Jannata, Najwa Anjani, Tasya Aureliya, Asmayanti, Azzahra Fadhilah, Khairatul Masyhurah, Yayang Revia, Zikra Ulfa dan Khairul Fajri Yahya, yang sudah mendapatkan pelatihan langsung dari para desainer nasional Indonesian Fashion Chamber.
Perancang itu menampilkan perjalanan waktu melalui karya-karyanya yang dijelaskan melalui tiga kata: Military, Trade, dan Culture. Ketiga elemen itu dipadukan menjadi koleksi yang menarik.
Setiap potongan dalam koleksinya dirancang secara detail untuk memancarkan keindahan dan kemegahan era kesultanan. Karya-karyanya dibuat menggunakan bahan wastra Aceh seperti bordir, tenun, dan batik.
Perpaduan bahan tersebut menghasilkan koleksi gabungan sentuhan tradisional dengan gaya kontemporer yang elegan. Beberapa elemen seperti bordir emas, sulaman tangan hingga hiasan manik-manik ditonjolkan dalam desain-desainnya untuk mencerminkan kemewahan dan kekayaan budaya khas Aceh.
Baca Juga: Gelar Grand Final Kompetisi Tari Kreasi 2024, AMANAH Jadi Wadah Kreativitas Pemuda di Aceh
Adapun, palet warna pada koleksinya kali ini terdiri dari emas, merah marun, hijau zamrud, biru safir dan hitam. Warna-warna tersebut mencerminkan kemegahan istana dan kekayaan alam di Aceh.