Suara.com - Pengamat Gunung Api (PGA) Semeru melaporkan adanya pencurian alat pemantauan Gunung Semeru di Stasiun Klepu berupa accu Panasonik 75 Ah sebanyak 4 buah.
Pencurian menyebabkan kerugian semua pihak karena dengan hilangnya alat pemantauan ini telah mengganggu pengamatan dan pemantauan Gunung Api Semeru yang seharusnya dilakukan 24 jam.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya mengatakan,
alat pemantauan Gunung Semeru di Stasiun Klepu mengalami carrier off sejak 31 Juli 2004 dan setelah dilakukan pengecekan oleh tim dari pengamat gunung api ternyata pintu pagar dan pintu bungkernya sudah dibobol dengan cara di gergaji.
"Nah peralatan hilang sudah dicatat disini 4 buah accu Panasonik 75 Ah ," ujarnya seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (7/8/2024).
Baca Juga: Waskita Karya Mau Ikut Tender Lagi di Kementerian ESDM, Modalnya Ada?
Hadi mengingatkan, alat-alat pemantauan ini seyogyanya dapat dijaga dan dipelihara bersama karena alat itu milik bersama untuk kepentingan bersama untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
"Keberadaan alat-alat ini untuk kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan PVMBG tapi kepentingan masyarakat luas terutama adalah masyarakat dan warga terdampak dari mitigasi kebencanaan tersebut jadi semua wajib menjaganya," kata dia.
"Peralatan pemantauan gunung api ini dan juga early warning system termasuk gerakan tanah itu adalah aset negeri kita. Jadi bukan menjadi asetnya badan geologi dan Kementerian, tapi aset bangsa Indonesia. Jadi Jadi saya harapkan agar tokoh masyarakat, masyarakat sekitarnya, masyarakat luas juga ikut dalam menjaga aset yang ada tersebar di setiap pos gunung api dan sistem yang ada di gerakan tanah," sambungn Hadi.
Sementara itu, Kepala PGA Semeru, Liswanto mengatakan, petugas PGA G. Semeru mengetahui hilangnya alat-alat pemantauan di Stasiun Klepu pada hari Minggu (4/8), saat itu dilakukan pengecekan dan didapati gembok pagar sudah terbuka digergaji dan diketahui hilangnya empat unit accu Panasonic berkapasitas 75 ampere didapati sudah hilang.
"Petugas langsung saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dan sudah dibuatkan surat kehilangan oleh polsek tersebut tgl 4 Agustus 2024," ungkap Liswanto.
Baca Juga: Menteri ESDM Arifin Tasrif Tanggapi Isu Pergantian dengan Bahlil Lahadalia
Liswanto memperkirakan kerugian atas kehilangan alat-alat tersebut sekitar Rp 14.000.000.
"Berdasarkan perhitungan sementara menurut perkiraan harga accu kerugian yg diakibatkan oleh pencurian tersebut sebesar Rp14.000.000," tutur dia.
Namun demikian, Liswanto mengungkapkan proses penantauan masih berjalan dengan baik karena masih banyak peralatan pendukung lainya yang masih dalam keadaan baik dan berjalan lancar.
"Tidak terlalu berpengaruh besar karena alat kami kan tersebar banyak, itu hanya satu alat repeater, dimana kerjanya untuk memancar ulangkan yang dari Semeru di sebelah barat. Alat kami masih banyak yang di timur, selatan, tenggara," pungkas dia.