Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan awal pekan ini tak begitu menggembirakan, pasalnya indeks ditutup anjlok cukup dalam sebesar 3,4%.
Mengutip data RTI Senin (5/8/2024) IHSG harus turun 248 poin atau melemah 3,4% di level 7.059.
Sepanjang perdagangan hari ini sebanyak 592 saham terpantau bergerak merah, 62 saham menguat dan sebanyak 134 saham tak mengalami perubahan harga dengan nilai transaksi Rp13,4 triliun.
Saham-saham yang yang mengalami kenaikan harga diantaranya MSIN sebesar Rp330 menjadi Rp3.230 per lembar dan SONA sebesar Rp275 menjadi Rp1.430 per lembar serta STTP sebesar Rp250 menjadi Rp13.000 per lembar.
Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh Melambat, Begini Respons Sri Mulyani
Saham-saham yang mengalami penurunan harga diantaranya ITMG sebesar Rp1.350 menjadi Rp25.625 per lembar dan UNTR sebesar Rp1.225 menjadi Rp24.425 per lembar serta PTRO sebesar Rp925 menjadi Rp7.075 per lembar.
Saham-saham yang teraktif diperdagangkan diantaranya BBRI sebanyak 89.594 kali senilai Rp1,5 triliun kemudian BBCA sebanyak 47.814 kali senilai Rp1,25 triliun dan BMRI sebanyak 27.329 kali senilai Rp1,21 triliun.
Pelemahan IHSG dibarengi dengan laporan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2024 yang sebesar 5,05%. Angka ini melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17%.
Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.231 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year (yoy) tumbuh 5,05 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca Juga: Kantong 'Mepet' Usai Lebaran, Konsumsi Rumah Tangga RI Loyo di Kuartal II-2024
Pelambatan ini sejalan dengan tren global yang juga mengalami perlambatan. Dari sisi lapangan usaha pada kuartal 2 2024 secara year on year, seluruh lapangan usaha tumbuh positif. Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.
"Total ke-5 lapangan usaha tersebut sekitar 63,70% dari PDB. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah akomodasi dan makan minum yang tumbuh 10,17% didorong oleh adanya event yang berskala nasional maupun skala internasional," ungkapnya.
Edy menambahkan lagi, jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan 2 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 0,79% dari 5,05% pada triwulan 2 2024. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67%, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63%, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,50%.
Dari sisi pengeluaran, pada kuartal 2 2024 secara year on year seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif. Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,53%. Pada triwulan 2 2024 komponen ini tumbuh cukup kuat yaitu sebesar 4,93%. Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat.