Laba Gudang Garam Gak 'Ngebul' Lagi, Anjlok 71 Persen di Semester I 2024

Kamis, 01 Agustus 2024 | 19:05 WIB
Laba Gudang Garam Gak 'Ngebul' Lagi, Anjlok 71 Persen di Semester I 2024
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melaporkan hasil kinerja keuangan mereka sepanjang enam bulan pertama tahun 2024. Hasilnya, laba emiten rokok ini ternyata kembali tak 'ngebul' lagi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melaporkan hasil kinerja keuangan mereka sepanjang enam bulan pertama tahun 2024. Hasilnya, laba emiten rokok ini ternyata kembali tak 'ngebul' lagi.

Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (1/8/2024) laba bersih GGRM hanya Rp925,51 miliar pada semester I 2024, atau turun 71,8 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp3,2 triliun.

Dampaknya, laba per saham dasar dan dilusian melorot ke level Rp481 per lembar pada akhir Juni 2024. Sedangkan akhir Juni 2023 berada di level Rp1.709 per helai.

Presiden Direktur GGRM, Susilo Wonowidjojo melaporkan pendapatan sebesar Rp50,01 triliun dalam 6 bulan pertama tahun 2024. Hasil itu menyusut 10,3 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp55,8 triliun.

Baca Juga: Industri Semen Kompetitif, SIG Kantongi Laba Rp503 Miliar

Pemicunya, penjualan sigaret kretek mesin merosot 12,2 persen secara tahunan tersisa Rp44,531 triliun pada akhir Juni 2024. Senasib, penjualan kertas karton melorot 17,7 persen secara tahunan menjadi Rp472,6 miliar.

Tapi penjualan sigaret kretek tangan tumbuh 11,2 persen secara tahunan menjadi Rp4,905 triliun pada akhir Juni 2024.

Walau biaya pokok telah ditekan sedalam 6,2 persen secara tahunan menjadi Rp44,95 triliun pada semester I 2024. Tapi laba kotor tetap terpangkas 36,1 persen secara tahunan menjadi Rp5,068 triliun.

Terlebih beban usaha bengkak secara tahunan menjadi Rp3,663 triliun. Dampaknya, laba usaha terpotong 64,4 persen secara tahunan tersisa Rp1,61 triliun.

Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 17,7 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp25,9 triliun pada akhir Juni 2024.

Baca Juga: PP 28 Tahun 2024 Dinilai Longgar, Pengamat UI Sebut Ada Tekanan Industri Tembakau dalam Regulasi Iklan Rokok

Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 1,4 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp61,7 triliun pada akhir Juni 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI