Sementara, dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,01 persen per Juni 2024. Biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil dijaga di level 0,86 persen per Juni 2024.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 15,4 persen YoY menjadi Rp 1.651 triliun di Kuartal II 2024.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 23 persen YoY menjadi Rp 612 triliun dan tabungan yang meningkat 13,4% YoY menjadi Rp 626 triliun.
Pertumbuhan tersebut pun turut mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) terus meningkat mencapai 79,7 persen secara bank only, level tertinggi dalam sejarah Bank Mandiri. Pencapaian ini ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 2,08 persen.
"Pertumbuhan penempatan dana murah di Bank Mandiri tidak terlepas dari transformasi digital yang terus dilakukan, dengan fokus pada inovasi untuk menghasilkan layanan terbaik bagi nasabah," pungkas Darmawan.