Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi menegaskan banyaknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang bangkrut akibat dari manajemen yang berlaku curang atau fraud. Dia membantah, jika banyak BPR tutup imbas keadaan ekonomi yang tengah alami ketidakpastian.
"Penyebab utama BPR bangkrut adalah Fraud, bukan karena dampak penurunan ekonomi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Agar kebangkrutan ini tak meluas, Purbaya berencana membuat program agar para manajemen BPR bisa mengelola sesuai kaidah perbankan.
Misalnya, pengelolaan manajemen BPR menggunakan sistem informasi teknologi (IT), sehingga bisa menghindari fraud dan bisa dipantau.
Baca Juga: Menang Tuntutan di Pengadilan Mauritus, LPS Mulai Rampas Kembal Aset Milik Eks Petinggi Bank Century
"Kita akan memiliki program yang berhubungan dengan IT supaya bisa menangani manajemen BPR tadi, supaya kita bisa lebih sehat lagi ke depannya," ucap dia.
Terkait penyelematan, Purbaya memastikan belum ada daftar BPR dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang perlu diselematkan kembali. Selama ini, baru satu BPR Indramayu Jabar yang telah sehat masalah keuangan.
Namun pada prinsipnya, tambah dia, LPS akan tetap berusaha untuk menyelematkan BPR yang tengah sakit.
"Jadi yang bisa kita selamatkan itu, kita akan mengurangi kejutan di ekonomi. Kalau kita bisa selamatkan ya selamatkan, kalau nggak bisa yaudah," pungkas dia.
Baca Juga: Izin Dicabut, LPS Pastikan Dana Nasabah BPR Sumber Artha Waru Ageng Aman