Suara.com - Pelatihan pramusaji (waiter-waitress) memunculkan potensi dari teman-teman tuli di Provinsi Aceh. Kegiatan yang digelar Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) itu disambut antusias oleh para peserta.
“Jadi, teman-teman tuli ini dipersiapkan untuk apa-apa yang harus mereka kerjakan di industri hospitality ini. Termasuk, pelayanan dari awal sampai selesai,” kata instruktur talent class tersebut, Normansyah ditulis Rabu (31/7/2024).
Pelatihan memasuki hari kedua dari rangkaian kegiatan yang dijadwalkan sejak 29 Juli hingga 1 Agustus 2024. Kegiatan tersebut diikuti 20 peserta yang didominasi penyandang disabilitas ditambah beberapa orang non disabilitas.
Pada hari pertama, para peserta terlebih dulu diajarkan persiapan membuka cafe atau restoran. Kemudian, ditunjukkan cara menjemput dan mengantar pengunjung hingga menyiapkan alat makan juga mengantar pesanan ke meja pembeli.
Baca Juga: Gali Potensi Disabilitas, AMANAH Latih Teman Tuli di Aceh Jadi Pramusaji Cafe dan Restoran
“Hari ini (hari kedua), belajar menangani komplain. Kemudian, belajar juga tentang (tindakan) kalau terjadi kesalahan-kesalahan di cafe, bagaimana urutannya. Alhamdulillah anak-anaknya antusias dan semangat melebihi dari ekspektasi saya,” tutur Normansyah.
Untuk hari kedua, para peserta mendapatkan pengetahuan tentang cara melayani pengunjung sesuai standar operasional prosedur (SOP). Mulai dari SOP kebersihan, pemberian tagihan sampai dengan penanganan komplain dari pengunjung.
Bahkan, Normansyah juga mengajarkan penanganan kontak dengan darah atau cairan berbahaya. Perbedaan cara berkomunikasi tidak menghambat penyampaian teori karena dibantu penerjemah bahasa isyarat.
“Saya kira ada barrier (penghalang) bahasa, ternyata enggak, justru semangat sekali. Memang, harus dibarengi praktik, jadi per action (teori) kita praktik. Kita lihat cara membersihkan meja, cara menata piring, cara menangani komplain, itu praktek sama simulasi,” katanya.
Normansyah meyakini teman-teman tuli juga memiliki kesempatan yang sama seperti warga lainnya. Termasuk, mendapatkan pekerjaan sebagai waiter-waitress di cafe-cafe atau restoran.
Peluang para peserta mendapatkan pekerjaan semakin besar apabila memiliki sertifikat pelatihan profesi. Oleh karena itu, AMANAH bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh untuk menyediakan sertifikat resmi dalam pelatihan kali ini.
“Kalau teman-teman tuli ini diberikan kesempatan (bekerja) di industri kopi yang sangat besar dan banyak yang terlibat, ini sangat positif buat mereka. Mereka juga sangat tertarik bisa berpartisipasi di sini,” tutur Normansyah.