Industri Logistik Topang Ekonomi RI, Dirut Lazuardo Logistic: Butuh Perubahan Menyeluruh

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 29 Juli 2024 | 06:22 WIB
Industri Logistik Topang Ekonomi RI, Dirut Lazuardo Logistic: Butuh Perubahan Menyeluruh
Ilustrasi jasa logistik. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Pusat Pengkajian Logistik ITB, Titah Yudhistira, belum lama ini mengatakan bahwa kemajuan industri logistik sangat penting dalam menunjang perekonomian negara. Terlebih, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 diperlukan penguatan logistik nasional.

Dalam seminar Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia: Refleksi, Tantangan, dan Peluang Sistem Logistik Nasional, Titah mengatakan, rencana aksi Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dalam Perpres 26/2012, telah ada sekitar 70 persen sudah dilakukan pemerintah, dan 44 persen sudah tuntas diselesaikan.

Selain itu, pemerintah pun sudah berupaya berbagai inisiatif yang tertuang dalam program tol laut, INSW, NLE, dan pembangunan infrastruktur transportasi dan logistik yang masif.

"Tujuan Sislognas yang ditargetkan dalam Perpres itu kaitan erat dengan penurunan biaya logistik, ketersediaan komoditas pokok dan strategis, serta kesiapan menghadapi integritas pasar ASEAN yang belum sepenuhnya terpenuhi," ucap Titah ditulis Senin (29/7/2024).

Pernyataan Titah tersebut disambut baik para pelaku di bidang industri logisik. Satu di antaranya Purnomo, pelaku usaha transportasi logistik darat.

Direktur Utama PT Lazuardo Logistic Indonesia ini mendukung penuh upaya pemerintah yang akan mendorong transformasi digital, penggunaan multimoda single tarif, optimalisasi trayek tol laut, dan penguatan konektivitas dengan penetapan hub dan spoke, serta peningkatan aksesibilitas antarwilayah.

Menurut Purnomo, penguatan sislognas dapat dicapai melalui program penguatan ekosistem logistik nasional, program penguatan infrastruktur dan konektivitas, program peningkatan daya saing SDM dan penyedia jasa logistik, serta program transformasi digital layanan logistik.

Saat ini, kesiapan industri 4.0 Indonesia masih di level 2 sehingga diperlukan pengembangan SDM logistik yang mempertimbangkan kebutuhan pengguna, body of knowledge, serta KKNI.

Tata kelola logistik memiliki tantangan pada beragamnya pelaku yang berperan dalam proses logistik dan masing-masing memiliki standarisasi sendiri mengenai bagaimana proses logistik tersebut harus dilakukan.

Baca Juga: Biaya Logistik RI Selangit, Menhub Budi Mau Tekan Hingga 8% dari PDB

"Beragam upaya inovasi untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia telah banyak dilakukan, hanya saja perubahan ini terjadi pada sektor yang parsial dan kurang cepat dan tepat. Butuh perubahan yang menyeluruh, cepat, dan tepat untuk meningkatkan kinerja logistik di Indonesia agar dapat berpengaruh secara signifikan pada aransemen pasar," bebernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI