Suara.com - Kementerian ESDM mengungkapkan sumur atau blok minyak dan gas (migas) Warim di Papua belum dilirik oleh investor alias tak laku. Padahal, pemerintah telah membuka lelang dan mempersilahkan kontaktor untuk menggarap potensi migas itu.
Blok Warim yang dilelang dengan nama Akimeugah I dan Akimeugah I ini menjadi 'harta karun' migas RI. sebab, Kementerian ESDM melihat potensi blok tersebut bisa melebihi Blok Masela.
"Sayangnya, tidak ada yang ini (tawar)," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Karena tak laku, Dirinya akan melihat penyebab blok migas tersebut tak kunjung ditawar kontraktor. Dadan bakal mempelajari mulai dari keamanan kilang hingga data.
Baca Juga: Luhut Geram Perizinan dan Tumpang Tindih Masih Hambat Sektor Migas
"Kita pelajari,apanya sih yang menjadi stakeholder itu, para kontraktor itu tidak menawar untuk yang ini," jelas dia.
"Kan kalau kita tidak laku,barang itu harus dipelajari. Ini apanya yang membuat tidak menarik untuk yang akan menawar. Kita lagi pelajari di situ, apa aspek keamanan atau datanya kurang lengkap, sehingga mereka tidak punya gambaran," sambung Dadan.
Meski belum laku, dia berusaha akan kembali melelang Blok tersebut. Misalnya, dengan cara meningkatkan kualitas data, sebab sumur migas itu dahulu sempat dilakukan ekplorasi.
"Ya lokasinya memang, katanya dulu pernah di eksplorasi, di survei ya, tahun berapa sih? Ada data tahun 70-an. Dari British Gas kalau tidak salah. Kita lagi buka Badan Geologi sekarang lagi ya. Kita akan mencobalah meningkatkan kualitas datanya. Untuk yang Warim," pungkas Dadan.
Baca Juga: SKK Migas Setor Cuan Rp 114 Triliun ke Negara di Sepanjang Semester 1-2024