Suara.com - Penempatan politisi ke posisi komisaris di BUMN kembali menjadi sorotan, paling baru hari ini Selasa (23/7/2024) Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief secara resmi diumumkan menjadi Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT PLN Persero.
Burhanuddin sendiri merupakan politikus senior Gerindra. Pada Pemilu 2024 dia menjadi Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024. Sementara, Andi Arief merupakan salah satu petinggi Partai Demokrat yang merupakan partai pendukung pemerintah yang baru.
Penunjukan Burhanuddin dan Andi Arief menambah daftar panjang politisi yang menduduki kursi komisaris di berbagai BUMN usai Prabowo Subianto menjadi Presiden terpilih pada Pemilu 2024.
Berikut beberapa nama yang menjadi komisaris perusahaan BUMN:
Simon Aloysius Mantiri dikukuhkan langsung menjadi Komut Pertamina dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 PT Pertamina (Persero) yang dilaksanakan pada Senin (10/6/2024).
![Simon Aloysius Mantiri. [Facebook]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/11/47976-simon-aloysius-mantiri-facebook.jpg)
Simon Aloysius mengisi kekosongan jabatan Komisaris Utama Pertamina yang sebelumnya dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Seperti diketahui, Ahok mundur dari Komisaris Utama Pertamina pada Jumat, 2 Februari 2024 lalu.
Saat Pilpres 2024, Simon juga peran penting dalam kampanye pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pria asal Tomohon, Sulawesi Uatara ini merupakan Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Selain memegang urusan duit paslon Prabowo-Gibran, Simon juga aktif berkampanye langsung di Sulawesi Utara

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID yang diadakan pada hari Senin (10/6/2024), Fuad Bawazier resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) yang baru.
Baca Juga: Ambisi Prabowo soal Target Ekonomi 8 Persen, Pengamat: Butuh Terobosan dan Strategi Cemerlang
Fuad Bawazier bukan orang sembarangan di dunia ekonomi dan keuangan. Sosoknya dikenal sebagai mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII era Presiden Soeharto di tahun 1998.