Lesu Darah, Core Indonesia Ramal Ekonomi Kuartal II 2024 Mentok di 5 Persen

Selasa, 23 Juli 2024 | 17:05 WIB
Lesu Darah, Core Indonesia Ramal Ekonomi Kuartal II 2024 Mentok di 5 Persen
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal (Tangkapan Layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyampaikan hasil analisisnya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024. CORE Indonesia menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut mengalami perlambatan yang signifikan.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan pada kuartal II 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berada dikisaran 4,9 – 5 persen.

“Kita proyeksikan setelah kuartal I kemarin realisasi pertumbuhan ekonomi 5,11 persen, di kuartal II tahun ini diprediksikan 4,9 – 5 persen jadi ada perlambatan,” kata Faisal dalam diskusi 'Core Midyear Economic Review 2024' secara virtual pada Selasa (23/7/2024).

Menurut Faisal, perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya penurunan daya beli masyarakat. "Terutama disebabkan pada perlambatan konsusmi rumah tangga yang menyumbang paling besar terhadap PDB kita,” jelasnya.

Baca Juga: Ambisi Prabowo soal Target Ekonomi 8 Persen, Pengamat: Butuh Terobosan dan Strategi Cemerlang

Kondisi ini ditambah dengan pelemahan konsumsi pemerintah yang diproyeksikan hanya 6,4 -7,9 persen lalu pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 4,6-4,7 persen serta ekspor 1,9 persen dan impor 1,8 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 masih terjaga seperti capaian kuartal I 2024 meski tidak secara spesifik menyebut angka.

Dirinya melihat, faktor fundamental cenderung membaik pada kuartal kedua tahun ini. Misalnya, peningkatan indeks penjualan riil masyarakat pada Mei-Juni 2024 yang menunjukkan pulihnya konsumsi.

"Confidence masyarakat, konsumsi semen, konsumsi listrik, PMI semuanya masih dalam relatif terjaga dan ini menjadi pondasi yang cukup baik untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II ini yang masih terjaga seperti yang terjadi di kuartal I," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga memperhatikan, naiknya kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi turut mempengaruhi resiliensi pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Tercatat, pertumbuhan kredit mencapai 12,3 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 8,1 persen.

Baca Juga: Simbara Kini Pelototi Nikel dan Timah

"Ini menggambarkan fungsi intermediari perbankan juga mengalami hal yang positif atau meningkat cukup baik," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI