Walau lebih baik dari periode sebelumnya, Dwi berkata seharusnya salur gas dapat lebih tinggi lagi, karena di Jawa Timur terdapat kelebihan gas hingga 150 MMSCFD yang tidak bisa diserap karena belum tersambungnya pipa gas yang menyalurkan gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat.
“Melihat proyek gas yang semakin banyak kedepannya, serta upaya pemerintah untuk menyambungkan pipa gas dari Sumatera hingga ke Jawa, kami optimis kedepannya penyerapan gas di domestik akan terus meningkat,” imbuhnya.
Pada semester I-2024, SKK Migas telah menyelesaikan 8 proyek dari 15 proyek yang ditargetkan hingga akhir tahun 2024. Lalu mereka telah studi Geology and Geophysic (G&G) dari target 92, berhasil diselesaikan 113 atau mencapai 112%.
Untuk kegiatan seismik 2D telah diselesaikan sepanjang 2.609 km dan 3D seluas 3.593 km2. Sedangkan kegiatan pemboran sumur eksplorasi telah diselesaikan 17 sumur dari target 21 sumur. Berdasarkan perkembangan hingga saat ini, diperkirakan target pemboran sumur eksplorasi sebanyak 48 dapat diselesaikan seluruhnya.
Dari kegiatan eksploitasi, realisasi kegiatan pemboran sumur pengembangan mencapai 358 sumur dengan outlook akhir tahun akan bisa diselesaikan 931 sumur. Sedangkan untuk kegiatan workover, hingga Juni 2024 berhasil diselesaikan 489 sumur atau meningkat 107% dan kegiatan well service mencapai 17.941 kegiatan atau 101% dari target.
“Upaya kegiatan pemboran sumur eksploitasi secara masif masih belum diimbangi dengan ketersediaan rig. Namun kami optimis hingga akhir tahun 2024 bisa menyelesaikan hingga 931 pemboran sumur pengembangan atau nantinya lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2023 yang sebanyak 799 sumur,” terangnya.
“Kami juga secara konsisten mendukung program pemerintah dalam penggunaan produk lokal. Hingga Juni 2024, realisasi pengadaan barang atau jasa hulu migas mencapai US$4,35 miliar dengan angka Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 57,52% atau US$2,26 miliar, setara dengan Rp40 triliun yang dinikmati oleh pengusaha dalam negeri,” tambah Dwi.