Suara.com - Baru-baru ini, isu mengenai anggaran makan siang gratis untuk anak sekolah sebesar Rp7.500 kembali hangat diperbincangkan.
Sebelumnya anggaran dari program andalan kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto itu mematok setiap siswa bakal mendapatkan jatah sebesar Rp15.000.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa nilai Rp7.500 masih dalam tahap pembahasan dan terbuka untuk masukan dari berbagai pihak.
"Nilai Rp7.500 ini belum final. Kita masih terus menyaring masukan dari berbagai pihak, termasuk para ahli gizi," ujar Muhadjir dikutip Kamis (18/7/2024).
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Bakal Turun Jadi Rp 7.500 per Porsi, Gibran: Kata Siapa?
"Saya juga sudah memberi masukan dan perspektif, nanti akan dilihat tapi insya allah berapa pun nilainya akan memenuhi standar kesehatan," tambah Muhadjir.
Sebelumnya Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan, mengungkapkan bahwa dirinya diajak mendiskusikan program makan bergizi gratis untuk anak-anak oleh tim sinkronisasi Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Salah satu pembahasannya adalah mengenai keinginan Prabowo mengefisienkan pagu anggaran Rp 71 triliun agar dapat digunakan secara maksimal dan menjangkau sebanyak mungkin anak-anak.
“Yang saya mau sharing itu adalah angka itu memang dibahas dengan Pak Prabowo gitu, yang dikomunikasikan ke saya. Angka Rp 71 triliun dan defisit 2,5 persen, bukan ke 3 persen ataupun ke 3,5 persen gitu, enggak begitu. Mereka sudah agree on that,” ujar Heriyanto dalam acara Market Outlook 2024.
Dari situ, Heriyanto melihat ada keinginan dari pihak Prabowo untuk bisa menjalankan program makan bergizi gratis secara maksimal, tanpa perlu menambahkan atau mengurangi pagu anggaran Rp 71 Triliun.
Baca Juga: Rekam Jejak Keponakan Prabowo yang Bakal Dilantik Jadi Wakil Sri Mulyani
Salah satu cara yang sedang dipikirkan adalah dengan 'menyunat' anggaran dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per siswa.
“Yang menarik buat saya, Bapak Ibu sekalian adalah, setelah dikomunikasikan angka itu 71 triliun, kemudian tugasnya Pak Presiden terpilih ke tim ekonomi ini adalah untuk memikirkan, apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin, lebih hemat dari Rp 15.000,” ungkap Heriyanto.
“Mungkin ke Rp 9.000, ke Rp 7.500 kira-kira begitu. Dan kita bisa pahami kalau sebagai politisi, tentunya beliau mau programnya itu menyentuh sebanyak mungkin rakyat,” sambungnya.