Siapa yang Tanggung Jawab? Kementerian BUMN dan KCIC Saling Bantah Soal Kerugian WIKA di Proyek Kereta Cepat

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 17 Juli 2024 | 08:47 WIB
Siapa yang Tanggung Jawab? Kementerian BUMN dan KCIC Saling Bantah Soal Kerugian WIKA di Proyek Kereta Cepat
Kereta cepat Whoosh. [BRI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT KCIC bersuara terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menjadi biang kerok ruginya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA. Setidaknya, dilaporkan ada biaya pembekakan Rp 5,01 triliun atas proyel kereta cepat tersebut.

Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa mengatakan, klaim biaya pembekakan pembangunan itu pada dasarnya melalui prosedur administrasi.

"Sehingga, semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik termasuk dari sisi keuangan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2024).

Eva menyebut, pembangunan kereta cepat juga pada harfiahnya untuk memajukan transportasi di indonesia. Hal ini untuk meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.

Baca Juga: Mantan Bos Bursa Sebut Perusahaan BUMN Seperti 'Kartel' Besar yang Berkelompok

"Dalam proses pembangunannya, proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat," kata dia.

Eva mengungkapkan, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan dimana jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler perhari sejak Mei 2024.

"Selanjutnya pada awal tahun 2025 di programkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari," imbuh dia.

Kementerian BUMN Bantah

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menampik biang kerok kerugian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Menurut dia, usai pembangunan progres bisnis Kereta cepat atau Whoosh itu masih berjalan.

Baca Juga: Yayasan BUMN Luncurkan Kompetisi 'Pikiran Terbaik Negeri' dengan Total Grant Rp 3 Miliar

Dia menjelaskan, dalam investasi ini memang tak langsung meraih keuntungan. Butuh proses agar suatu proyek itu butuh menghasilkan.

"Bukan menyumbang kerugian, di mana-maba orang ada invest dulu, misalnya kau bikin rumah, rugi apa nggak? Kalau tahun pertama, gimana? Dia kan untuk bisnis, kalau misalnya bikin rugi, kalau misalnya perusahaannya kereta cepatnya nggak jalan," ujarnya di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Kerugian WIKA Bengkak

Seperti dilansir dari laporan keuangannya, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp 7,12 triliun pada tahun 2023. Angka rugi itu meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya yang juga raih rugi Rp 59,59 miliar.

Dalam catatan itu, dua faktor yang menjadi biang kerok kerugian yaitu soal beban bungan imbas penerbitan surat utang (obligasi) untuk patungan membiayai ek Kereta Cepat Whoosh.

"Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat," ujar Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI