Suara.com - Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang ingin menaikkan rasio utang negara menjadi 50 persen. Menurut dia, kebijakan itu bisa terlaksana setelah pendapatan negara juga ikut alami kenaikan.
Kekinian, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) mematok rasio utang sebesar 39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang," ujar Hashim seperti dikutip Financial Times, Jumat (12/7/2024).
Hashim juga bilang, kenaikan rasio utang hingga 50 persen juga masih dianggap relevan oleh Bank Dunia. Sehingga, sah-sah saja, jika pemerintahan baru ingin menjalankan kebijakan itu.
Baca Juga: Hashim Diam-diam Bicara ke Bank Dunia Soal Prabowo Mau Kerek Naik Rasio Utang 50% PDB
"Saya telah berbicara dengan Bank Dunia dan mereka berpendapat bahwa 50 persen adalah angka yang bijaksana," ucap dia.
Sebelumnya, Ekonom Faisal Basri mengkritik keras soal rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang bakal menaikkan rasio utang RI terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 50 persen.
Faisal mengatakan akan ada dampak besar dari wacana itu, yakni pelebaran defisit hingga stabilitas keuangan yang bisa goyang.
"Kalau dipaksakan, ya siap-siap saja makro stability-nya goyang. Ongkosnya mahal," kata Faisal Basri kepada wartawan dikutip Kamis (11/7/2024).
Faisal juga 'menyemprot' Prabowo dengan kata arogan tak kala memuluskan rencana itu demi menjalankan program yang ia janjian semasa kampanye.
Baca Juga: Adik Prabowo Bongkar Rencana Ambisius Soal Utang Negara
"Artinya arogan sekali generasi sekarang, ingin mewujudkan keinginan mereka sekarang, tapi yang membiayai melalui utang," ucapnya.