Suara.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI kembali disorot usai nasabah besarnya yaitu PP Muhammadiyah hengkang. Kekinian, BSI juga bakal ditinggal oleh pemegang sahamnya, salah satunya Bank Negara Indonesia (BNI).
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pelepasan saham ini akan dilakukan secara perlahan, di mana pastinya perlu meminta izin dari pemegang saham BNI. Dia menyebut, rencana ini juga belum tentu terealisasi.
"Saya bilang ya kita belum tentu (dilepas), kalau ada opportunity paling kita harus ada proses izin dulu, masuk di RBB, izin keterbukaan informasi. Jadi nggak mungkin aku sembarangan main jual saham perusahaan kan nggak," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, beberapa waktu lalu.
Royke melanjutkan, jika memang terjadi pelepasan saham BSI ini, dananya akan digunakan untuk modal ekspansi anak usahanya.
Baca Juga: Muhammadiyah Sudah 'Kuras' Rp1 Triliun Dana dari BSI
"Kan selalu ada imbangannya. Kalau pengen ada yang dilepas, pasti ngimbangin ke anak perusahaan lain modal. Namanya situasi ekonomi lagi kayak kemaren butuh capital yang gede, BNI Life, yang lain. Tapi kita juga belum ada satu putusan yang final mau jual atau nggak," kata dia.
Royke pun menegaskan, dana yang didapat dari pelepasan saham BSI ini juga bukan masuk kekantong laba perusahaan. Pasalnya, kekinian BNI juga masih meraup cuan yang besar.
"Kalau mau jual (saham BRIS) pun itu harus jadi modal, masukin lagi ke perusahaan. Kan bukan untuk laba. Bukan kepentingan dapetin laba, orang perusahaan masih untung kok," pungkas dia.