Luhut Gerah Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Strategi yang Disiapkan

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 11 Juli 2024 | 15:05 WIB
Luhut Gerah Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Strategi yang Disiapkan
Ilustrasi penumpang pesawat di Bandara/dok AP II
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menaruh perhatian pada harga tiket pesawat di Indonesia yang tinggi. Bahkan, dirinya telah menyiapkan strategi agar harga tiket pesawat bisa terjangkau.

Seperti dikutip dari instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Kamis (11/6/2024), dirinya akan mengatur ulang struktur biaya operasi yang menentukan harga biaya tiket.

Menurut dia, kekinian Cost Per Block Hour (CBH) jadi biang kerok mengapa harga tiket pesawat itu mahal. Sehingga, perlu adanya kebijakan agar CBH ini bisa berkurang.

"Kami juga berencana untuk mengakselerasi kebijakan pembebasan Bea Masuk dan pembukaan Lartas barang impor tertentu, untuk kebutuhan penerbangan dimana porsi perawatan berada di 16 persen porsi keseluruhan setelah avtur," kata dia.

Baca Juga: Harga Tiket Mahal Jadi Alasan Pemerintah Turunkan Bea Masuk Impor Suku Cadang Pesawat

Luhut menilai, pemberlakuan tarif sesuai dengan rute itu sangat tidak efisien, karena akan ada pengenaan PPN hingga iuran Jasa Raharja. Maka dari itu, dirinya mengusulkan pemberlakukan tarid ini berdasarkan biaya operasional maskapai per jam terbang.

"Mekanisme perhitungan tarif perlu disesuaikan berdasarkan biaya operasional maskapai per jam terbang, yang akan berdampak signifikan mengurangi beban biaya pada tiket penerbangan," jelas dia.

Sebelumnya, Luhut mengeluhkan harga tiket pesawat di Indonesia yang tinggi. Dia pun memandang harga tiket pesawat di Indonesia merupakan salah satu yang termahal.

Menurut Luhut, tinggi harga pesawat ini sejalan dengan aktivitas penerbangan yang mulai pulih setelah masa pandemi.

"Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi dikeluhkan oleh banyak orang akhir-akhir ini, penyebabnya karena aktivitas penerbangan global yang telah 90 persen pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi," imbuh dia.

Baca Juga: Luhut Sebut Tiket Pesawat RI Termahal ke-2 di Dunia

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini melanjutkan, setidaknya hampir 5 miliar orang kini wara-wiri dengan menggunakan pesawat.

"Berdasarkan data IATA, pada 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global atau 200 juta penumpang lebih banyak daripada 2019," beber d

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI