Saat ini, BREN terus memperluas bisnisnya di bidang energi terbarukan. BREN sebelumnya bernama PT Barito Cahaya Nusantara didirikan pada 2018. Perusahaan ini didirikan sebagai entitas yang akan menaungi kepemilikan aset Perseroan di sektor energi terbarukan yakni Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy.
Memahami pentingnya mendukung ekonomi dan pertumbuhan Indonesia melalui langkah-langkah strategis dalam bisnisnya, BREN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada tahun 2023 dan telah melakukan beberapa pengembangan usaha strategis. Langkah ini semakin menegaskan keseriusan BREN untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya menuju transisi energi yang berkelanjutan.
Adapun geothermal merupakan salah satu energi paling andal untuk menggantikan batu bara karena merupakan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Emisi gas rumah kaca dari geothermal sangat rendah sehingga juga diharapkan dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
Dampak lingkungan dari pengembangan geothermal jauh lebih kecil dibandingkan dengan pertambangan batu bara, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih bersih dan lebih aman untuk masa depan energi di Indonesia maupun dunia.
Rekam Jejak BREN dan Kontrobusinya Pada Energi Hijau
Sebelum mendirikan BREN, Barito Pacific sebagai induk usaha telah mengakuisisi mayoritas saham di Star Energy Geothermal pada tahun 2018. Star Energy Geothermal yang memiliki wilayah panas bumi Wayang Windu di Kabupaten Bandung merupakan produsen listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, termasuk Pertamina dan PLN.
Pada 2017, Star Energy Geothermal mengakuisisi PLTP Salak dan PLTP Darajat milik Chevron Corporation. Sampai dengan tahun 2023, total kapasitas terpasang di ketiga wilayah panas bumi tersebut mencapai 886 Megawatt (MW). Tidak berhenti di situ saja, BREN juga tengah melakukan serangkaian eksplorasi untuk menambah wilayah panas buminya yakni di Gunung Hamiding, Maluku Utara dan Sekincau, Lampung.
Fokus Perusahaan pada pengembangan energi terbarukan mendorong BREN melalui anak usahanya PT Barito Wind Energy mengembangkan bisnisnya ke sektor energi angin. Perusahaan ini telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy, pembangkit listrik tenaga angin pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW. Langkah ini semakin memperkuat posisi Barito Pacific sebagai pemimpin pasar di sektor energi terbarukan.
Hendra Soetjipto Tan, selaku Direktur Utama Barito Renewables, menuturkan “langkah pengembangan portofolio ini menegaskan komitmen kami untuk berkontribusi dalam mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060,” ujarnya saat mengumumkan akuisisi tersebut beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Era Transisi Energi, Pelaku Industri RI Hadapi Tantangan Efisiensi dan Produktivitas
Pada tahun 2020, Star Energy Geothermal menerbitkan obligasi hijau atau green bond senilai US$ 1,11 miliar dan mendapat sambutan positif dari investor hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dan dilirik oleh institusi besar.