Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Group yang turut hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama ini menyatakan kolaborasi ini adalah langkah memperkuat kapabilitas operasional perusahaan.
"Tidak hanya itu, kami juga percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS. Inisiatif ini sama pentingnya dengan ekspansi dan implementasi teknologi untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan Pertamina," tandas Nicke Widyawati.
Group CEO BGN Rüya Bayegan menambahkan pihaknya bangga dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan. Serta menilai kerja sama kedua perusahaan dapat berkontribusi dalam memperluas sekaligus mempererat hubungan kedua negara.
"BGN terus melanjutkan peran kunci dalam mengantarkan LPG dan komoditas energi lainnya yang dapat memenuhi permintaan global serta mendorong transisi energi," tukas Rüya Bayegan.
PIS dan BGN sebelumnya telah berkolaborasi dalam pengadaan VLGC Tulip dan Bergenia pada Januari 2024. Kerja sama itu menjadikan PIS sebagai perusahaan pengangkut LPG terbesar di Asia Tenggara.
"Armada pengangkut LPG baru dan efisien ini akan menyokong pertumbuhan BGN sebagai platform perdagangan energi internasional. Saya percaya kerja sama ini dapat membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak," lanjut Rüya Bayegan.
Kolaborasi antara kedua perusahaan turut mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia.
"BGN adalah partner strategis PIS dan Pertamina Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Tahun lalu, kami menandatangani kesepakatan pertama di Abu Dhabi. Kini, kami berada di sini untuk menandatangani kesepakatan lainnya untuk co-owning dua unit VLGC yang akan dikirim pada 2027. Kami senang dapat mendukung dan memperkuat kerja sama antara kedua perusahaan," pungkas Yoki Firnandi, CEO PIS.
Baca Juga: Batik Mandau Jadi Kerajinan Ekonomi Kreatif Binaan PT PHR