Indonesia Miliki Ocean Accounting atau Neraca Sumber Daya Laut dengan 10 Lokasi Percontohan, Ini Daftar Lengkapnya

Jum'at, 05 Juli 2024 | 13:38 WIB
Indonesia Miliki Ocean Accounting atau Neraca Sumber Daya Laut dengan 10 Lokasi Percontohan, Ini Daftar Lengkapnya
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tiga kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (tiga kanan) saat launching Neraca Sumber Daya Kelautan (ocean accounting) di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (5/7/2024) [ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa Neraca Sumber Daya Laut Indonesia atau Ocean Accounting digunakan untuk mendukung pengelolaan berkelanjutan sumber daya laut. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan atau perizinan, monitoring dan evaluasi.

Dikutip dari kantor berita Antara, Ocean Accounting atau Neraca Sumber Daya Laut Indonesia adalah platform berbasis website.

Fungsinya menampilkan nilai ekonomi, ekologi, serta sosial suatu wilayah perairan laut dan pesisir. Berupa data sumber daya kelautan dan pesisir Indonesia yang berasal dari hasil riset dan survei.

Neraca Sumber Daya Laut Indonesia atau ocean accounting ini diluncurkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Baca Juga: Ekonomi Biru Indonesia: 45 Persen Perdagangan Dunia Lewat Samudera Kita, Produksi Perikanan 50 Juta per Tahun

Bentuknya adalah sebuah inovasi untuk menghadirkan tata kelola laut yang berkelanjutan.

Inovasi ini juga menjadi kerangka acuan spasial yaitu sebagai unit statistik yang menyelaraskan data di berbagai domain, termasuk wilayah administratif dan pengelolaan perikanan, zonasi spasial, dan izin pemanfaatan laut yang ada serta luas wilayah peruntukannya.

Kemudian bisa menganalisa dampak investasi di laut dan pesisir terhadap kesehatan ekologi untuk jangka pendek dan panjang.

Baik itu investasi di bidang perikanan tangkap dan budidaya, pariwisata, transportasi laut, hingga pembangunan di wilayah pesisir yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.

Hasil inovasi ini juga dapat melacak wilayah lautan yang memiliki nilai ekologis dan ekonomi tinggi mau pun sebaliknya. Informasi ini bisa digunakan untuk mendukung kegiatan rehabilitasi serta pencapaian target luasan kawasan konservasi laut Indonesia seluas 30 persen pada 2045.

"Kita harus mengutamakan kesehatan laut. Kita tidak ingin lagi ada penangkapan ikan berlebih (overfishing), kita ingin mengembangkan budi daya perikanan untuk pengelolaan laut yang berkelanjutan. Perlu diingat, perubahan iklim juga sangat terpengaruh oleh laut," jelas Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development di Bali, Jumat (5/7/2024).

"Dengan sistem ini kita bisa menganalisa dampak pemanfaatan ruang laut, kondisi laut secara cepat. Ini perangkat untuk mendukung pengambilan kebijakan pengelolaan laut berkelanjutan," imbuh Menteri Kelautan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Berikut adalah daftar 10 lokasi proyek percontohan pengembangan Neraca Sumber Daya Laut di Indonesia yang didukung oleh Global Ocean Accounts Patnership (GOAP):

  1. Area konservasi Gili Matra
  2. Banda
  3. Padaido
  4. Raja Ampat
  5. Waigeo Barat
  6. Anambas
  7. Pieh
  8. Aru
  9. Sawu
  10. Pulau Kapoposang.

Dengan catatan area cakupan masih akan terus diperluas hingga seluruh wilayah perairan Indonesia.

Baca Juga: 100 Peserta Termasuk UMKM Ambil Bagian dalam Indonesia Maju Expo dan Forum 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI