Suara.com - Sosok Ahmad Rafif Raya (ARR), seorang influencer saham sekaligus pendiri "Waktunya Beli Saham," menjadi sorotan publik setelah diduga gagal mengelola dana investasi sebesar Rp71 miliar. ARR yang sebelumnya dikenal luas karena pengaruhnya dalam dunia investasi kini menjadi perbincangan hangat.
Menurut informasi dari akun Twitter @profesor_saham yang dikutip pada Kamis (5/7/2024) kemarin, ARR sempat menawarkan investasi dengan janji return sebesar 40 persen per tahun. Iming-iming keuntungan yang besar ini menarik minat banyak orang untuk bergabung sebagai klien.
Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Dari 34 klien yang menginvestasikan total dana Rp71 miliar, tidak ada yang mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan.
Kerugian yang terus-menerus dialami membuat ARR diduga berbohong kepada para investornya, mengklaim bahwa investasi mereka menguntungkan.
Baca Juga: Realisasi Investasi Rp 71,36 T: Ekosistem Baterai EV Terbesar ASEAN Hadir di Indonesia
Kasus ini semakin memanas ketika sebuah surat pernyataan terkait kewajiban membayar utang, yang diduga ditulis oleh ARR, tersebar luas di media sosial. Dalam surat tersebut, ARR menyatakan kesiapannya untuk menanggung kerugian tersebut sebagai utang.
Biodata Ahmad Rafif Raya
Nama lengkap: Ahmad Rafif Raya
Asal: Makassar, Sulawesi Selatan
Pendidikan: Universitas Hasanuddin
Dengan latar belakang pendidikan dari Universitas Hasanuddin dan keahliannya sebagai influencer serta konten kreator, ARR semula dianggap sebagai figur terpercaya dalam dunia investasi.
Namun, kasus ini telah merubah pandangan banyak orang terhadapnya dan mengundang berbagai reaksi di kalangan investor serta publik.
Desclaimer: Berhati-hatilah dalam Berinvestasi. Sebelum melakukan investasi, pastikan Anda telah melakukan penelitian mendalam tentang perusahaan atau individu yang menawarkan investasi tersebut. Carilah informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan tinjau rekam jejak mereka secara menyeluruh. Selain itu, penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat sering kali merupakan tanda peringatan. Berinvestasilah dengan bijak dan waspadai penawaran yang tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.