Ekonomi Biru Indonesia: 45 Persen Perdagangan Dunia Lewat Samudera Kita, Produksi Perikanan 50 Juta per Tahun

Jum'at, 05 Juli 2024 | 11:33 WIB
Ekonomi Biru Indonesia: 45 Persen Perdagangan Dunia Lewat Samudera Kita, Produksi Perikanan 50 Juta per Tahun
Sumber daya laut berupa ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Gorontalo, Gorontalo. Sebagai ilustrasi [ANTARA/Adiwinata Solihin/rwa].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia memiliki 17.500 pulau dengan estimasi jumlah penduduk mencapai 281,6 juta jiwa. Lebih dari 70 persen wilayah Indonesia adalah laut, mencapai 6,4 juta km persegi.

Di dalam sumber daya kelautan itu diperkirakan mengandung 8.500 keanekaragaman hayati, potensi produksi perikanan berkelanjutan mencapai 12 juta ton per tahun dan potensi produksi perikanan mencapai lebih dari 50 juta ton per tahun.

Belum lagi potensi energi baru terbarukan, karbon biru, hingga keberadaan perairan Indonesia untuk perdagangan global. Diperkirakan sebesar 45 persen perdagangan dunia melalui perairan Indonesia.

Kemudian, sepanjang 115 ribu km kabel laut yang mendukung digitalisasi nasional dan global juga melintang melalui wilayah perairan Indonesia.

Baca Juga: Seluruh Kapal Pengawas Perikanan Indonesia Pakai Starlink Elon Musk: Sukses Temukan Buron Maling Ikan

Dikutip dari kantor Antara, sayangnya potensi itu belum dikelola optimal. Seperti kontribusi industri pengolahan perikanan masih rendah. Padahal 2022 mencapai 3,68 persen dan memberikan Produk Domestik Bruto (PDB).

Keberadaan lautan Indonesia sebagai sumber dari ekonomi biru ini dipaparkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Indonesia memiliki komoditas utama dari lautan. Yaitu rumput laut, udang, lobster, kepiting, sampai ikan nila.

Kondisi itu juga ditunjukkan lewat pertumbuhan sektor kelautan terhadap PDB pada 2022 yang mencapai 4,06 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan PDB nasional yang mencapai 5,31 persen.

Ada pun nilai PDB sektor perikanan pada 2022 mencapai Rp 1.551,2 triliun atau naik dibandingkan 2021 di angka Rp 1.348,4 triliun.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pendekatan ekonomi biru dalam melakukan eksplorasi sumber daya kelautan. Agar memastikan keberlanjutannya.

Baca Juga: Terus Bisnis di Usia 73, Richard Branson Akan Serahkan Maskapai Penerbangan Kepada Dua Anaknya

"Lautan bukan sekadar hamparan air yang luas, itu sumber kehidupan. Hal ini mengatur iklim, memberikan makanan dan memiliki potensi ekonomi yang sangat banyak," jelas Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat peluncuran neraca sumber daya kelautan (ocean accounting) di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (5/7/2024).

Menko Marves mengungkapkan ekonomi biru fokus dalam pemanfaatan sumber daya maritim yang berkelanjutan. Tujuannya untuk pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, kesehatan ekosistem kelautan.

Ada pun dalam pendekatan ekonomi biru dikontribusikan oleh pemanfaatan energi baru terbarukan dan pariwisata karena menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.

Kemudian, sektor perikanan yang berkontribusi lebih dari 270 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Apabila dilakukan berkelanjutan, perikanan memberi ruang yang lebih untuk sumber daya perikanan tangkap masa depan.

Selanjutnya, dalam pengelolaan sampah juga menjadi bagian dalam ekonomi biru yang dapat mengakselerasi peningkatan kesehatan kelautan.

"Caranya disiplin dari kita semua untuk mengolah sampah, dan pemerintah sekarang terus mendorong untuk sampah diolah menjadi energi atau bentuk lain pengelolaan sampah sehingga sampah masuk ke laut bisa berkurang," tukas Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI