Suara.com - Harga minyak dunia berbalik melonjak pada Kamis (4/7) atau Jumat (5/7) pagi WIB hingga level tertinggi di tahun 2024. Lonjakan harga minyak dunia ini menyusul adanya kabar penurunan pasokan minyak Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dari dugaan.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/7/2024), Harga minyak mentah Brent naik 21 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD 87,55 per barel.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 18 sen menjadi USD 84,06 dalam perdagangan yang melemah karena libur Hari Kemerdekaan AS.
Pada sesi sebelumnya, Brent naik 1,3 persen dan ditutup pada USD 87,34, level penutupan tertinggi sejak 30 April. Sementara itu, WTI ditutup pada level tertinggi 11 minggu di USD 83,88.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat 1% Usai Stok AS Turun Drastis
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan persediaan sebanyak 12,2 juta barel. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan sebanyak 680.000 barel.
Analis RBN Energy Martin King mengatakan, pasar masih menunggu kondisi perang di Gaza dan pemilu di Prancis dan Inggris.
"Perdagangan sepi dan orang-orang mengamati pasar fisik dan situasi geopolitik," ujarnya.
Analis PVM Tamas Varga mengatakan, harga minyak sebelumnya turun sebanyak 83 sen, tetapi penurunan itu diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena melemahnya dolar dan prospek permintaan bahan bakar AS yang lebih cerah setelah data EIA,
Namun, pesanan industri Jerman turun secara tak terduga pada bulan Mei, menambah tanda-tanda bahwa pemulihan ekonomi terbesar Eropa masih belum bisa diprediksi.
Baca Juga: Kekhawatiran Pasokan Pudar, Harga Minyak Dunia Anjlok
Kekhawatiran permintaan meningkat oleh data AS pada hari Rabu yang menunjukkan bahwa pengajuan pertama untuk tunjangan pengangguran AS meningkat minggu lalu, sementara jumlah pengangguran juga meningkat.
Sebaliknya, data ekonomi yang lebih lemah dapat memicu pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS lebih cepat, kata para analis, yang dapat mendukung pasar minyak.