Suara.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Sungai Pakning mengembangkan program Corporate Social Responsibility (CSR) budi daya lebah madu sekaligus kawasan eduwisata.
Dikutip dari kantor berita Antara, program berlangsung di Dusun Bakti, Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Bengkalis, Riau.
Program CSR ini memanfaatkan hutan gambut yang ada di wilayah Sungai Pakning. Tujuan budi daya lebah madu hutan gambut ramah lingkungan ini menjadi kegiatan alternatif bagi para petani yang mencari madu di hutan.
Budi daya madu berhasil membawa masyarakat yang selama ini mencari madu ke hutan memanfaatkan sekitar pekarangan rumah sebagai lokasi budi daya lebah madu.
Sejak budidaya madu dikembangkan, Kecamatan Bandar Laksamana berubah menjadi hutan alam yang menjadi penyangga oksigen di wilayah Riau. Apalagi lokasinya berbatasan langsung dengan Malaysia.
"Sekaligus bisa menjadi cara mencegah adanya kebakaran yang disebabkan kelalaian para pencari madu yang menggunakan api untuk mengusir lebah," papar Rahmad Hidayat, Officer II Communication Relations & CSR KPI Sungai Pakning pada Kamis (4/7/2024).
Dipaparkannya budi daya madu yang dikembangkan para pencari lebah dalam Kelompok Madu Bien berhasil mencapai dua pemberdayaan sekaligus. Yaitu:
- pemberdayaan kelompok masyarakat
- mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kilang Pertamina Sungai Pakning meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan budi daya lebah madu khas hutan gambut. Yaitu spesies Apis cerana, Apis dorsata, Apis trigona, serta Apis mellifera.
Kemudian, menciptakan perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan budaya pemanen madu yang ramah lingkungan sekaligus turut berpartisipasi dalam melestarikan hutan gambut.
Baca Juga: Tanah Bersertifikat Tambah Nilai Ekonomi, Sekda Kota Palangkaraya Beberkan Manfaat Ini
"Hasil panen madu yang dibudidayakan Kelompok Budidaya Madu Bien berkualitas sangat baik sehingga layak diekspor," jelas Rahmad Hidayat.