Suara.com - Festival Pesisir Paloh 2024 berlangsung di Pantai Tanjung Api, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Sebanyak 500 peserta mendapatkan edukasi tentang konservasi penyu dan melakukan kegiatan pelepasliaran 200 tukik atau anak penyu di Pantai Desa Temajuk.
Dikutip dari kantor berita Antara, Frans Zeno, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat menyatakan bahwa kawasan Pantai Paloh sepanjang 63 km adalah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD).
Kawasan ini dilindungi untuk pelestarian penyu yang menjadi spesies terancam punah.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Elon Musk: Usia 12 Tahun Sudah Mulai Bisnis Perdana
Zulfian, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Wahana Bahari menyatakan bahwa dalam acara ini puluhan mahasiswa dari Politeknik Negeri Pontianak mengadakan kemah dan berwisata di kawasan itu. Mereka diperkenalkan seputar konservasi penyu (Chelonioidea sp).
Ia menuturkan bahwa di area konservasi ini teridentifikasi sebanyak empat jenis penyu yang naik ke darat untuk bertelur. Yaitu:
- penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
- penyu hijau (Chelonia mydas)
- penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
- penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Upaya konservasi penyu yang dikelola kelompok masyarakat Wahana Bahari di perairan Paloh Desa Temajuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat menjadi wisata edukasi yang cukup diminati masyarakat.
"Area konservasi penyu yang kami kelola sudah rutin menjadi tujuan wisata edukasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian penyu," tukas Zulfian di Desa Temajuk, Sambas, Senin (1/7/2024).
Area konservasi penyu di wilayah pantai sepanjang 3,5 km di muara Sungai Belacan telah dirintis mulai 2011 bersama organisasi internasional World Wildlife Fund (WWF).
Baca Juga: Mantan CEO Amazon Tanamkan Investasi Rp 11 T, Produsen EV Ini Abaikan Elon Musk
Awalnya, anggota kelompok fokus pada penyelamatan telur penyu yang marak dicuri untuk dijual hingga ke Malaysia.
"Keprihatinan kami muncul akibat maraknya perburuan telur penyu di Pantai Paloh yang merupakan habitat penyu bertelur," jelas Zulfian.
Para anggota kelompok secara bergantían melakukan pengawasan terhadap penyu yang naik ke darat untuk bertelur.
Untuk mengamankan telur penyu dari upaya pencurian, mereka mengamankan dan membuat penangkaran di sekitar pos pemantauan.
"Setiap tahun ratusan ribu tukik atau anak penyu yang sudah berhasil menetas dan dilepasliarkan ke laut,” lanjut Zulfian.
"Kalau hanya wisata pantai bisa ke Singkawang, Mempawah atau Bengkayang tapi untuk merasakan wisata edukasi atau ikut memantau penyu bertelur hanya ada di perairan Pantai Paloh," ujarnya.
Kelompok Masyarakat (Pokmas) Wahana Bahari mengajak masyarakat setempat yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan penyu untuk berkolaborasi meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor ekowisata perairan.