Kiamat Pabrik Tekstil Lokal! Garmen Dupantex di Jawa Tengah Bangkrut, Ratusan Karyawan Kena PHK Tanpa Gaji dan Pesangon

Senin, 01 Juli 2024 | 12:41 WIB
Kiamat Pabrik Tekstil Lokal! Garmen Dupantex di Jawa Tengah Bangkrut, Ratusan Karyawan Kena PHK Tanpa Gaji dan Pesangon
Ilustrasi. Kiamat Pabrik Tekstil Lokal! Garmen Dupantex Bangkrut, Ratusan Karyawan Kena PHK Tanpa Gaji dan Pesangon.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka menyelimuti ratusan karyawan PT. Dupantex, sebuah pabrik tekstil di kawasan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. Pasalnya, pabrik tersebut terpaksa menghentikan aktivitas produksinya per 6 Juni 2024, berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 700-an karyawan.

Penutupan pabrik dan PHK ini membawa dampak yang memprihatinkan bagi para karyawan. Tak hanya kehilangan pekerjaan, mereka juga belum menerima hak-haknya, termasuk gaji yang tertunggak dan pesangon. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT Dupantex, Rafi'i.

"Sampai saat ini, 886 karyawan PT Dupantex belum menerima hak-hak mereka, termasuk gaji yang tertunda, tunjangan hari raya (THR), dan pesangon," jelas Rafi'i dikutip Senin (1/7/2024).

Penutupan Dupantex menambah daftar panjang pabrik tekstil di Indonesia yang gulung tikar dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Kondisi ini dikhawatirkan akan semakin memperparah angka pengangguran di wilayah tersebut.

Baca Juga: Matahari Department Store Tutup 2 Gerai di Tangerang, Ada Apa?

Beberapa faktor yang menyebabkan penutupan Dupantex antara lain:

Penurunan permintaan global: Industri tekstil mengalami penurunan permintaan secara global, terutama dari negara-negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Meningkatnya biaya produksi: Biaya produksi tekstil meningkat signifikan, terutama karena kenaikan harga bahan baku dan energi.
Persaingan ketat: Persaingan di industri tekstil semakin ketat, terutama dari negara-negara dengan biaya produksi yang lebih murah seperti China dan Vietnam.

Penutupan Dupantex menjadi pengingat bahwa industri tekstil di Indonesia sedang dalam masa sulit. Diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah dan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri ini.

Penutupan Dupantex adalah tragedi bagi para karyawan dan keluarganya. Namun, ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi dan membenahi industri tekstil di Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan industri ini dapat kembali bangkit dan menjadi penyumbang devisa negara yang signifikan.

Baca Juga: Besar-besaran Gaji Shin Tae-yong vs Roberto Mancini Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI