Untuk sarana akomodasi pengunjung, di Desa Dieng Kulon tersedia sekira 800 homestay dan penginapan.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, seluruhnya sudah habis dipesan calon pengunjung DCF mau pun biro-biro perjalanan wisata," ungkapnya.
Karena itu, Pokdarwis Dieng Pandawa bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara akan melibatkan homestay di desa-desa sekitar lokasi kegiatan termasuk di Desa Dieng Wetan, Kabupaten Wonosobo.
Ada pun rundown kegiatan DCF XIV Tahun 2024 masih menyelaraskan pelaksanaan acara "Kongkow Budaya". Acara-acara lainnya sudah ditetapkan.
"Kami masih koordinasikan untuk acara Kongkow Budaya, apakah akan digelar hari pertama atau hari terakhir. Masih kami diskusikan dengan tokoh budaya, tokoh masyarakat, kira-kira bagusnya Jumat sore atau Minggu," ujar Alif Faozi.
Berikut agenda pelaksanaan DCF 2024:
- Hari pertama: Gelaran Seni Tradisi, Aksi Dieng Bersih dan Penanaman Pohon, acara Napak Tilas.
- Hari kedua: Ruwatan Anak Berambut Gimbal yang menjadi acara unggulan dalam setiap penyelenggaraan DCF, dan Jazz Atas Awan malam harinya.
Napak Tilas adalah perjalanan para sesepuh dan pemangku adat untuk melihat tempat-tempat yang mempunyai nilai kearifan lokal yang tinggi. Tujuannya menyeimbangkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusia.
Kemudian acara ruwatan anak rambut gimbal termasuk dalam tradisi unik milik masyarakat setempat.
"Hingga saat ini yang mendaftar acara ruwatan sudah sekitar 20 anak berambut gimbal, tapi nanti akan kami pilih sekitar 7-9 anak," tukas Alif Faozi.
Baca Juga: Hasil Perikanan Manggarai Barat Bukukan Cuan Rp 1 M, Produk UMKM Ikut Diekspor
Proses pemilihan anak berambut gimbal dilakukan melalui survei yang dilakukan para sesepuh. Tujuannya untuk memastikan apakah anak berambut gimbal ini benar-benar ingin mengikuti ruwatan dan untuk mengetahui permintaan dari masing-masing anak.