Distribusi Beras dari Bulog Jadi Langkah Strategis demi Pastikan Ketahanan Pangan

Kamis, 27 Juni 2024 | 11:08 WIB
Distribusi Beras dari Bulog Jadi Langkah Strategis demi Pastikan Ketahanan Pangan
Salah satu oenerima bantuan beras. (Dok: Bulog)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyaluran bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) oleh Perum Bulog telah menjadi salah satu langkah strategis dalam memastikan ketahanan pangan, termasuk berkontribusi terhadap stabilisasi harga beras di Indonesia.

Kebutuhan beras untuk konsumsi rumah tangga Indonesia mencapai 22,64 juta ton/tahun dan konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mencapai 81,23 kilogram/kapita/tahun, menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Tito Pranolo, Pakar Pangan Indonesia mengatakan, ada dua manfaat dari distribusi bantuan pangan beras oleh Perum Bulog yang terlihat jelas.

"Manfaat pertama, stabilisasi harga beras. Tidak terjadi volatilitas tinggi pada harga beras, seiring dengan adanya bantuan pangan. Hal ini sesuai dengan hukum supply demand. Kedua, kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bisa mendapatkan akses pangan untuk mencukupi kebutuhan hariannya," katanya.

Baca Juga: Petani Jagung Menangis Karena Harga Murah, Begini Respon Bulog Hingga Bapanas

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, beras sebagai komponen pangan yang paling mempengaruhi garis kemiskinan. Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang, atau sekitar 9,36%, yang mana 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bantuan pangan berupa beras.

“Beras itu komoditas politik dalam arti pemerintah menaruh perhatian yang sangat besar terhadapnya, sampai mengeluarkan anggaran yang besar untuk bantuan pangan dari APBN serta merupakan suatu keputusan politik pemerintah bersama DPR. Kalau beras tidak tersedia, rakyat bisa sangat gelisah,” ucap Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog.

Bantuan beras per bulan sebanyak 10 Kilogram per KPM dapat membantu masyarakat rentan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok bulanannya. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi pengentasan kemiskinan dari Esther Duflo dan Abhijit Banerjee, penerima Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi pada tahun 2019, bahwa memberikan bantuan kepada orang miskin secara tepat sasaran, bisa memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian suatu negara.

“Bantuan beras 10 kilogram sangat membantu kebutuhan pangan pokok bulanan keluarga saya. Kurang lebih habis dalam waktu 3 minggu juga kualitas berasnya bagus, tidak seperti apa yang diragukan oleh beberapa orang,” ucap Asteria, 73 tahun, salah satu penerima manfaat bantuan beras di daerah Grogol, Jakarta Barat.

Bantuan pangan berupa beras yang sudah empat kali dilaksanakan di tahun 2024 ini, akan diperpanjang oleh pemerintah sampai dengan akhir tahun 2024. Mulai Juni hingga akhir tahun nanti, jadwal penyaluran bansos beras dilakukan per dua bulan sekali.

Baca Juga: Bulog Berangkatkan 650 Peserta Mudik Gratis, Naik Hampir 200% dari Tahun Sebelumnya

“Ketika bantuan pangan tiba tepat waktu, masyarakat dapat mengakses kebutuhan dasar mereka tanpa harus menghadapi ketidakpastian atau penundaan yang bisa mengganggu pola konsumsi. Dengan bantuan pangan yang konsisten, masyarakat dapat merencanakan konsumsi mereka dengan lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan," kata Bustanul Arifin, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi).

Segala upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas distribusi bantuan pangan dan diharapkan Program Cadangan Pangan Pemerintah ini bisa terus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.

”Kelompok masyarakat miskin sudah tidak perlu sibuk lagi cari beras. Karena sudah disediakan 10 kg per bulan oleh pemerintah. Walaupun mungkin untuk beberapa keluarga jumlah bantuan beras itu belum mencukupi kebutuhan bulanannya, tapi setidaknya sebagian dari kebutuhan, sudah dipenuhi oleh pemerintah. Jadi mereka bisa hidup lebih tenang,” tutup Bayu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI