Karier pertama di IBM, New York, Amerika Serikat dengan tugas mengembangkan teknologi finansial di negara-negara berkembang. Antara lain untuk Indonesia serta Peru.
Namanya masuk dalam daftar mentereng Forbes 30 Under 30 pada 2015 untuk pemodal ventura. Kemudian kurun 2017-2019 menjadi direktur proyek Tesla sektor produk autopilot dan tim desain chip.
Selanjutnya menjadi direktur operasi dan proyek khusus Neuralink. Dan jumpa Elon Musk pertama kali dalam kerja non-profit OpenAI.
Keduanya memiliki anak kembar lewat pembuahan In Vitro Fertilization (IVF).
Dalam sebuah cuitan di X (atau dahulu disebut Twitter), dengan lahirnya anak ketiga bersama pasangannya itu, Elon Musk menyatakan, "melakukan yang terbaik untuk membantu krisis kekurangan populasi".
Sebelum kelahiran anak ketiga dengan Shivon Zilis, keduanya telah menjadi orangtua sepasang anak kembar pada 2021. Hal ini diketahui dari sebuah dokumen pengadilan yang menunjukkan Elon Musk mengajukan permohonan untuk penambahan nama si kembar--Strider dan Azure--sehingga memiliki surname Musk, serta nama tengah Zilis yang diambil dari surname pasangannya itu.
Berita tentang Shivon Zilis melahirkan bayi ketiga dengan Elon Musk ini muncul beberapa minggu setelah The Wall Street Journal mengunggah Elon Musk memiliki "hubungan yang mengaburkan batasan" dengan salah satu karyawati di perusahaan SpaceX.
Disebutkan bahwa mantan karyawati SpaceX tadi menyatakan bahwa Elon Musk memintanya agar punya anak lebih dari satu. Karena menyatakan tidak mau, maka pegawai ini tidak menerima kenaikan gaji. Ia memilih keluar perusahaan dengan paket pesangon senilai lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Rp 3 M, Nilai Kontrak Pengelola Plaza Gamalama: Dukung Pengembangan UMKM Ternate