Cara BUMN Dongkrak Ekonomi Daerah Lewat Produk UMKM Unggulan

Sabtu, 22 Juni 2024 | 22:59 WIB
Cara BUMN Dongkrak Ekonomi Daerah Lewat Produk UMKM Unggulan
Ilustrasi. Cara BUMN dukung pengembangan destinasi wisata kampung songket, di Desa Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya, PT Semen Padang, turut menjaga pelestarian songket silungkang yang merupakan songket khas dan warisan budaya dari Sawahlunto, Sumatra Barat. 

Dukungan tersebut dibuktikan dengan pengembangan destinasi wisata kampung songket, di Desa Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. 

Pengembangan kampung songket telah dimulai pada 25 April 2024 lalu, PT Semen Padang telah melakukan seremonial Peletakan Batu Pertama Landscaping (tata ruang) kampung songket yang diberi nama Kampung Dolas Songket. 

Pemberian nama Kampung Dolas Songket merupakan apresiasi terhadap perhatian dan upaya UMKM Dolas Songket terhadap pelestarian songket silungkang. Pengembangan Kampung Dolas Songket meliputi, pembangunan gapura, perbaikan akses jalan, pembangunan fasilitas assembly point (titik kumpul) untuk wisatawan, hingga bantuan mesin tenun.

Dolas Songket didirikan oleh Anita Dona Asri pada 2014. Anita Dona Asri yang akrab disapa Dona (38 tahun) adalah seorang local hero kelahiran Lunto yang memperjuangkan kelestarian songket silungkang dengan memberikan edukasi dan pelatihan menenun bagi masyarakat di desanya. Dengan ikhtiarnya itu, songket silungkang juga diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi keluarga. 

Nama Dolas Songket sendiri merupakan gabungan dari nama Dona dan dua adiknya, yaitu Lastri dan Sepri. 

Dona mengisahkan, keahlian menenun songket telah dimiliki sejak duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar yang ia pelajari dari orangtuanya. Keahliannya itu terus ditekuni dengan membuat usaha kecil-kecilan hingga mampu membiayai studinya di salah satu perguruan tinggi di Sumatra Barat hingga selesai pada 2010. 

Dona pun akhirnya memantapkan niatnya mendirikan Dolas Songket dengan modal awal Rp10 juta dan dibantu seorang kerabat pada 2014.

"Sekarang saya memiliki teamwork profesional sebanyak 29 orang yang telah memiliki kemampuan menenun sejak usia remaja. Produk yang ditawarkan juga bermacam-macam, dari kain, sarung, kemeja pria dan gaun wanita, dengan harga bervariasi mulai dari Rp400 ribu-Rp3,5 juta. Untuk pembelian dapat dilakukan di galeri Dolas Songket atau melalui media sosial dan marketplace. Alhamdulillah, per bulannya rata-rata ada 120 item terjual dengan peningkatan omzet sebesar 65% dibandingkan awal usaha,” ungkap Dona dikutip Sabtu (22/6/2024).

Baca Juga: 5 BUMN Keroyokan Kenalkan Produk Herbal Buatan UMKM

Pencapaian ini tidak lantas membuatnya lupa akan impiannya untuk membuat desanya sebagai destinasi wisata kampung songket. ”Di desa saya ada sekitar 15 penenun lainnya dan kami intens berkomunikasi. Saya ingin songket silungkang dikenal lebih luas lagi hingga mancanegara. Dalam pikiran saya, wisatawan yang berkunjung ke desa kami nantinya tidak hanya membeli songket tetapi juga bisa mencoba menenun songket. Menurut saya itu akan memberikan kesan mendalam,” jelas Dona.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI