Harga Bitcoin Ambles, Pengamat Minta Pasar Perhatikan Tanda-tanda Altseason

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 21 Juni 2024 | 19:05 WIB
Harga Bitcoin Ambles, Pengamat Minta Pasar Perhatikan Tanda-tanda Altseason
Ilustrasi Bitcoin. (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengungkapkan bahwa penurunan harga Bitcoin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan prospek suku bunga AS yang semakin memperkuat nilai dolar AS, sementara beberapa bank sentral di kawasan lain seperti Eropa menurunkan suku bunga.

Menurut CoinMarketCap, pada Jumat pukul 12.00 WIB, harga Bitcoin mencapai 64.588 dolar AS atau sekitar Rp1,62 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.445 per dolar AS). Bitcoin mengalami penurunan harga sebesar 3,62 persen dalam sepekan terakhir.

Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, Fahmi menjelaskan bahwa kebijakan The Fed yang tetap konsisten dalam mencapai target inflasi di level 2 persen membuat kondisi suku bunga tinggi saat ini kemungkinan akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.

"Kondisi tersebut membuat dolar AS menjadi instrumen yang relatif menarik untuk menyimpan nilai aset para investor, sehingga investor cenderung memilih instrumen yang relatif lebih aman dan menghasilkan return yang cukup tinggi, dibandingkan aset kripto," kata Fahmi, dikutip dari Antara pada Jumat (21/6/2024).

Baca Juga: Beli Bitcoin Rp80 Jutaan Tahun 2013, Pria Ini Jadi OKB Gara-gara Lupa Password e-Wallet

Dampak perubahan prospek suku bunga The Fed, setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12 Juni lalu, terlihat pada ETF Bitcoin spot yang mencatat arus keluar (netflow) negatif selama empat hari berturut-turut mulai 13 hingga 18 Juni 2024. Sebelumnya, ETF Bitcoin spot sempat mencatat rekor arus masuk positif selama 19 hari berturut-turut.

Berdasarkan data dari Coinglass, ETF Bitcoin spot mengalami arus keluar signifikan dengan total mencapai 878,9 juta dolar AS dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Fahmi menyatakan bahwa meskipun demikian, peningkatan likuiditas di Amerika Serikat menunjukkan potensi aliran dana yang signifikan ke pasar kripto jika terjadi situasi dovish atau tren penurunan suku bunga.

Sementara itu, sejumlah aset kripto lain atau Altcoin justru mengalami kenaikan di tengah melemahnya Bitcoin. Menurut CoinMarketCap, XRP naik 2 persen dalam 24 jam terakhir. Koin meme Brett (Based) naik 4 persen, dan Lido DAO (LDO) meningkat 3,36 persen.

Menurut indikator CryptoQuant, saat ini antara Ethereum dan Bitcoin menunjukkan tanda-tanda awal altseason, di mana Altcoin biasanya menunjukkan performa harga yang lebih baik daripada Bitcoin.

Baca Juga: Perayaan Bitcoin Pizza Day bersama CoinEx di 9 Negara Berlangsung Meriah

Fahmi menyarankan bahwa situasi ini menarik bagi investor yang berminat dengan Altcoin untuk berinvestasi di aset kripto potensial selain Bitcoin. Namun, sebelum memilih Altcoin, investor perlu mempertimbangkan kekuatan inovasi dan teknologinya, serta apakah Altcoin tersebut membawa nilai baru yang unik yang dapat diapresiasi oleh para investor aset kripto.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan nilai merek atau popularitas serta seberapa besar komunitas dari aset kripto tersebut, karena faktor ini akan memengaruhi kekuatan pasar baik dari token maupun produk yang dikembangkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI